
Harga Minyak dan Kedelai Perkasa, Harga CPO Naik 1% Lebih
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
03 October 2018 12:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Desember di Bursa Derivatif Malaysia bergerak menguat 1,53% ke level MYR 2.193/ton pada perdagangan hari ini Rabu (2/10/2018) hingga pukul 11.30 WIB (penutupan perdagangan sesi 1).
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini melanjutkan penguatan sebesar 0,14% pada perdagangan kemarin. Malahan harganya kini melambung lebih signifikan lagi.
Sentimen positif datang dari penguatan harga sang rival minyak kedelai sebesar 1% lebih pada perdagangan overnight. Selain itu, harga minyak mentah yang menembus level US$80/barel dalam beberapa waktu belakangan juga memberikan suntikan energi positif bagi harga CPO.
Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) masih belum berhenti tancap gas. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini menguat 1,21%.
Faktor yang mendorong penguatan harga minyak kedelai adalah cuaca hujan bukan musiman yang datang mengguyur Negeri Paman Sam. Akibatnya, anomali ini menghambat panen minyak kedelai di sebagian AS wilayah Midwest. Saat pasokan terganggu, maka mau tidak mau harga pun terkerek naik.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
BACA: Harga Minyak Kedelai Selamatkan Harga CPO
Harga CPO juga mendapatkan sentimen positif dari pergerakan komoditas lainnya, yakni minyak mentah. Harga minyak mentah jenis Brent yang menjadi acuan di Eropa menguat hingga menembus level US$80/barel, untuk pertama kalinya sejak November 2014. Pada perdagangan kemarin, harganya bahkan sudah sempat menyentuh US$85/barel.
Kenaikan harga sang emas hitam didorong oleh kekhawatiran mengenai sanksi AS terhadap Iran. Waktu jatuhnya sanksi semakin dekat yaitu 4 November. Ketika sanksi ini berlaku, maka Iran akan kesulitan mengekspor minyaknya ke pasar global sehingga pasokan bakal seret.
Di sisi lain, banyak pihak yang meragukan Saudi dan kolega mampu menutupi hilangnya pasokan yang besar dari Negeri Persia.
Teranyar, survei Reuters menemukan bahwa Organisasi Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) hanya mampu meningkatkan produksi minyak secara terbatas pada bulan September. Disrupsi pengiriman dari Iran dan Venezuela impas dengan naiknya produksi di Libya, Arab Saudi, dan Angola.
Kenaikan harga minyak dunia lantas mampu mengerek harga CPO. Biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia melambung, produksi biofuel menjadi lebih ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen meningkatnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.
Kedua sentimen positif di atas lantas mampu menepis sentimen negatif yang datang dari ekspektasi peningkatan stok minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, yang sukses membenai harga pada beberapa waktu terakhir. Harga CPO pun melaju tanpa hambatan pada siang ini.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini melanjutkan penguatan sebesar 0,14% pada perdagangan kemarin. Malahan harganya kini melambung lebih signifikan lagi.
Sentimen positif datang dari penguatan harga sang rival minyak kedelai sebesar 1% lebih pada perdagangan overnight. Selain itu, harga minyak mentah yang menembus level US$80/barel dalam beberapa waktu belakangan juga memberikan suntikan energi positif bagi harga CPO.
Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) masih belum berhenti tancap gas. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini menguat 1,21%.
Faktor yang mendorong penguatan harga minyak kedelai adalah cuaca hujan bukan musiman yang datang mengguyur Negeri Paman Sam. Akibatnya, anomali ini menghambat panen minyak kedelai di sebagian AS wilayah Midwest. Saat pasokan terganggu, maka mau tidak mau harga pun terkerek naik.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
BACA: Harga Minyak Kedelai Selamatkan Harga CPO
Harga CPO juga mendapatkan sentimen positif dari pergerakan komoditas lainnya, yakni minyak mentah. Harga minyak mentah jenis Brent yang menjadi acuan di Eropa menguat hingga menembus level US$80/barel, untuk pertama kalinya sejak November 2014. Pada perdagangan kemarin, harganya bahkan sudah sempat menyentuh US$85/barel.
Kenaikan harga sang emas hitam didorong oleh kekhawatiran mengenai sanksi AS terhadap Iran. Waktu jatuhnya sanksi semakin dekat yaitu 4 November. Ketika sanksi ini berlaku, maka Iran akan kesulitan mengekspor minyaknya ke pasar global sehingga pasokan bakal seret.
Di sisi lain, banyak pihak yang meragukan Saudi dan kolega mampu menutupi hilangnya pasokan yang besar dari Negeri Persia.
Teranyar, survei Reuters menemukan bahwa Organisasi Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) hanya mampu meningkatkan produksi minyak secara terbatas pada bulan September. Disrupsi pengiriman dari Iran dan Venezuela impas dengan naiknya produksi di Libya, Arab Saudi, dan Angola.
Kenaikan harga minyak dunia lantas mampu mengerek harga CPO. Biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia melambung, produksi biofuel menjadi lebih ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen meningkatnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.
Kedua sentimen positif di atas lantas mampu menepis sentimen negatif yang datang dari ekspektasi peningkatan stok minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, yang sukses membenai harga pada beberapa waktu terakhir. Harga CPO pun melaju tanpa hambatan pada siang ini.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular