
Menghitung Potensi Resesi AS dan Bahayanya bagi RI
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
10 December 2018 07:25

Lantas muncul pertanyaan apa yang akan terjadi pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, bila resesi benar-benar melanda AS.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, apa yang terjadi di Negeri Paman Sam tentu akan berdampak juga ke Indonesia meskipun tentu AS-lah yang paling dirugikan. Saham-saham Wall Street dan dolar AS akan dilepas investor yang beralih ke memeluk emas yang merupakan aset safe haven, menurut Tim Riset CNBC Indonesia.
Ini akan membuat pasar saham dalam negeri ditinggal investor dan nilai tukar rupiah akan melemah karena pelaku pasar kehilangan risk appetite-nya.
Hal serupa terjadi saat krisis subprime mortgage terjadi di 2007-2009 yang juga mengguncang pasar keuangan seluruh dunia.
Para ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro dan Ananka, dalam risetnya Kamis pekan lalu menekankan risiko arus keluar modal asing dari Indonesia bila AS benar-benar mengalami risiko.
Jika kondisi ekonomi AS memburuk di 2019, perekonomian global akan masuk ke dalam situasi di mana investor enggan mengambil risiko. Hal ini akan meningkatkan permintaan aset-aset safe haven dan memperkuat dolar AS serta menyedot likuiditas dari negara-negara pasar berkembang, tulis Bahana.
"Ekspor Indonesia dapat juga menjadi korban dari melambatnya pertumbuhan AS. Dari Januari hingga Oktober, Indonesia menikmati surplus perdagangan US$7,1 miliar dengan AS - surplus perdagangan terbesar kedua yang Indonesia catatkan tahun ini," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
(prm)
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, apa yang terjadi di Negeri Paman Sam tentu akan berdampak juga ke Indonesia meskipun tentu AS-lah yang paling dirugikan. Saham-saham Wall Street dan dolar AS akan dilepas investor yang beralih ke memeluk emas yang merupakan aset safe haven, menurut Tim Riset CNBC Indonesia.
Ini akan membuat pasar saham dalam negeri ditinggal investor dan nilai tukar rupiah akan melemah karena pelaku pasar kehilangan risk appetite-nya.
Para ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro dan Ananka, dalam risetnya Kamis pekan lalu menekankan risiko arus keluar modal asing dari Indonesia bila AS benar-benar mengalami risiko.
Jika kondisi ekonomi AS memburuk di 2019, perekonomian global akan masuk ke dalam situasi di mana investor enggan mengambil risiko. Hal ini akan meningkatkan permintaan aset-aset safe haven dan memperkuat dolar AS serta menyedot likuiditas dari negara-negara pasar berkembang, tulis Bahana.
"Ekspor Indonesia dapat juga menjadi korban dari melambatnya pertumbuhan AS. Dari Januari hingga Oktober, Indonesia menikmati surplus perdagangan US$7,1 miliar dengan AS - surplus perdagangan terbesar kedua yang Indonesia catatkan tahun ini," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
(prm)
Pages
Most Popular