
Dalam Sepekan, Harga Minyak Terjatuh Tapi Bisa Bangkit Lagi
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
09 December 2018 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia- Seperti sedang naik wahana roller coaster, harga minyak dunia dalam sepekan jungkir balik luar biasa. Dari amblas sepanjang November dan terburuk dalam sepuluh tahun terakhir, kini harga emas hitam perlahan tapi pasti mulai menunjukkan keperkasaannya.
Di awal Desember, harga minyak dunia tertatih-tatih mengikuti penurunan di November yang tercatat merosot 22% untuk minyak light sweet maupun Brent.
Harga si emas hitam tertekan oleh kondisi pasar yang cenderung oversupply. Pasokan minyak mentah dunia membanjir, sementara permintaan diperkirakan lesu akibat perlambatan ekonomi global.
Kelebihan pasokan dipicu oleh kenaikan produksi AS, pertengahan pekan November, Departemen Energi AS (Energy Information Administration/EIA) melaporkan cadangan minyak AS naik 3,6 juta barel menjadi 450 juta barel dalam sepekan hingga tanggal 23 November. Cadangan minyak Negeri Adidaya terus naik dalam 10 pekan beruntun.
Dari Arab Saudi, produksi minyak Negeri Padang Pasir pada November mencapai 11,1 juta-11,3 juta barel/hari. Capaian itu merupakan rekor tertinggi di sepanjang sejarah Saudi.
Memasuki Desember, drama sidang negara-negara eksportir minyak (OPEC) dimulai. Arab yang tak ingin pelemahan harga minyak terus terjadi kembali menggagas rencana pemangkasan produksi hingga jutaan barel.
Tapi rencana ini tak berjalan mulus. Presiden AS Donald Trump kembali mengamuk dan tak henti bercuit di twitter, menolak rencana pemangkasan produksi untuk genjot harga minyak. Drama semakin menjadi-jadi begitu Iran, negara produsen minyak terbesar ketiga dunia, juga mengajukan pengecualian dari pemangkasan produksi karena sanksi AS.
Kejutan kemudian datang dari Qatar, yang memutuskan hengkang dari OPEC dan menentukan nasibnya sendiri soal perminyakan. Ini kemudian membuat pasar pesimistis akan hasil sidang OPEC.
Belum lagi Rusia yang belum berkomentar apapun hingga Kamis kemarin. Spekulasi juga datang akan keberanian Arab untuk memangkas produksinya, di bawah tekanan kasus dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Gara-gara drama ini, harga minyak sempat amblas ke bawah US$ 60 per barel, jadi US$ 59,65 per barel untuk Brent. Sementara WTI terjun bebas ke level US$ 51 per barel.
Akhir sidang OPEC yang positif, dengan kesepakatan memangkas 1,2 juta barel sehari juga kembali menolong komoditas satu ini. Harga minyak kembali tercatat meroket 5% dibanding penutupan Jumat lalu. Harga minyak mulai menunjukkan penguatan. Naik 4% ke level 53,66 untuk WTI, dan Brent meroket 5,1% ke level US$ 63,16 per barel.
(gus) Next Article Rusia Pikir-pikir Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak
Di awal Desember, harga minyak dunia tertatih-tatih mengikuti penurunan di November yang tercatat merosot 22% untuk minyak light sweet maupun Brent.
Kelebihan pasokan dipicu oleh kenaikan produksi AS, pertengahan pekan November, Departemen Energi AS (Energy Information Administration/EIA) melaporkan cadangan minyak AS naik 3,6 juta barel menjadi 450 juta barel dalam sepekan hingga tanggal 23 November. Cadangan minyak Negeri Adidaya terus naik dalam 10 pekan beruntun.
Dari Arab Saudi, produksi minyak Negeri Padang Pasir pada November mencapai 11,1 juta-11,3 juta barel/hari. Capaian itu merupakan rekor tertinggi di sepanjang sejarah Saudi.
Memasuki Desember, drama sidang negara-negara eksportir minyak (OPEC) dimulai. Arab yang tak ingin pelemahan harga minyak terus terjadi kembali menggagas rencana pemangkasan produksi hingga jutaan barel.
![]() |
Tapi rencana ini tak berjalan mulus. Presiden AS Donald Trump kembali mengamuk dan tak henti bercuit di twitter, menolak rencana pemangkasan produksi untuk genjot harga minyak. Drama semakin menjadi-jadi begitu Iran, negara produsen minyak terbesar ketiga dunia, juga mengajukan pengecualian dari pemangkasan produksi karena sanksi AS.
Kejutan kemudian datang dari Qatar, yang memutuskan hengkang dari OPEC dan menentukan nasibnya sendiri soal perminyakan. Ini kemudian membuat pasar pesimistis akan hasil sidang OPEC.
Belum lagi Rusia yang belum berkomentar apapun hingga Kamis kemarin. Spekulasi juga datang akan keberanian Arab untuk memangkas produksinya, di bawah tekanan kasus dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Gara-gara drama ini, harga minyak sempat amblas ke bawah US$ 60 per barel, jadi US$ 59,65 per barel untuk Brent. Sementara WTI terjun bebas ke level US$ 51 per barel.
Akhir sidang OPEC yang positif, dengan kesepakatan memangkas 1,2 juta barel sehari juga kembali menolong komoditas satu ini. Harga minyak kembali tercatat meroket 5% dibanding penutupan Jumat lalu. Harga minyak mulai menunjukkan penguatan. Naik 4% ke level 53,66 untuk WTI, dan Brent meroket 5,1% ke level US$ 63,16 per barel.
(gus) Next Article Rusia Pikir-pikir Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak
Most Popular