OPEC Sepakat Pangkas 1,2 Juta Barel, Harga Minyak Meroket!
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
09 December 2018 08:29
Wina, CNBC Indonesia- Setelah menempuh hari-hari penuh drama, sidang negara-negara eksportir minyak dunia (OPEC) akhirnya sepakat memutuskan untuk memangkas produksi minyak mereka hingga 1,2 juta barel per hari.
Keputusan ini diambil di tengah amarah Presiden AS Donald Trump. Rusia juga sepakat untuk memangkas produksi mereka, keputusan ini diambil di Wina, Austria, Jumat waktu setempat.
Dilansir dari CNBC Internasional, sempat terjadi tarik menarik dalam kesepakatan pemangkasan ini di antara anggota-anggota OPEC. Hingga Kamis, jangankan angka 1,2 juta barel per hari, kesepakatan untuk memangkas saja masih tanda tanya dan membuat pasar pesimistis.
OPEC akhirnya sepakat memangkas 1,2 juta barel per hari untuk 6 bulan pertama di 2019. Rincinya adalah 15 negara OPEC sepakat memangkas 800 ribu barel per hari, dan Rusia serta produsen minyak sekutu lainnya mengurangi produksi minyak mereka hingga 400 ribu barel per hari.
Tak lama paska-keputusan disepakati, harga minyak mentah Brent meroket 4,9% jadi US$ 63 per barel, demikian juga dengan WTI yang terdongkrak 4,3% jadi US$ 53,69.
Sidang OPEC kali ini adalah juru selamat untuk harga minyak dunia yang dalam sebulan terakhir bisa anjlok hingga 30%, dan terparah sejak 2008.
OPEC dan sekutunya kini sepakat memangkas produksi mereka dengan patokan produksi Oktober lalu. Rusia akan memangkas 2% dari produksi 11,4 juta barel sehari yang dicetak Oktober lalu, kata Menteri Energi Rusia Alexander Novak. Namun, Novak mengingatkan, pemangkasan produksi akan dilakukan bertahap terkait dengan kondisi lapangan di musim dingin ini.
Diskusi pemangkasan juga sempat menjadi tanda tanya, karena hingga Kamis kemarin Arab Saudi masih belum mau mengecualikan Iran dari kesepakatan. Mengingat Iran kini tengah dijatuhi sanksi oleh AS dan kesulitan untuk ekspor minyak. Hingga di detik terakhir, Arab Saudi luluh dan mengizinkan negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia ini dikecualikan dari kesepakatan.
Secara keseluruhan, Presiden OPEC dan Menteri Perminyakan UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei mengatakan aliansi memangkas sebanyak 2,5% dari produksi minyak mereka. Kesepakatan ini akan ditinjau kembali pada April 2019 mendatang, sambil melihat market dan bisa jadi kebijakannya diubah.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih menjabarkan, produksi minyak mereka saat ini mencapai 11,1 juta barel per hari. Dengan kesepakatan ini, kemungkinan produksi akan dikendalikan jadi 10,7 juta barel per hari di Desember dan 10,2 juta barel di Januari.
"Ini adalah komitmen kami untuk mengawali langkah dengan tepat di 2019, dan untuk menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan tidak perlu waktu lama untuk melihat hasilnya demi menekan laju penurunan harga minyak," kata Falih.
(gus) Next Article Naiknya Harga Minyak Dorong Penguatan Bursa Eropa
Keputusan ini diambil di tengah amarah Presiden AS Donald Trump. Rusia juga sepakat untuk memangkas produksi mereka, keputusan ini diambil di Wina, Austria, Jumat waktu setempat.
Dilansir dari CNBC Internasional, sempat terjadi tarik menarik dalam kesepakatan pemangkasan ini di antara anggota-anggota OPEC. Hingga Kamis, jangankan angka 1,2 juta barel per hari, kesepakatan untuk memangkas saja masih tanda tanya dan membuat pasar pesimistis.
OPEC akhirnya sepakat memangkas 1,2 juta barel per hari untuk 6 bulan pertama di 2019. Rincinya adalah 15 negara OPEC sepakat memangkas 800 ribu barel per hari, dan Rusia serta produsen minyak sekutu lainnya mengurangi produksi minyak mereka hingga 400 ribu barel per hari.
Tak lama paska-keputusan disepakati, harga minyak mentah Brent meroket 4,9% jadi US$ 63 per barel, demikian juga dengan WTI yang terdongkrak 4,3% jadi US$ 53,69.
Sidang OPEC kali ini adalah juru selamat untuk harga minyak dunia yang dalam sebulan terakhir bisa anjlok hingga 30%, dan terparah sejak 2008.
OPEC dan sekutunya kini sepakat memangkas produksi mereka dengan patokan produksi Oktober lalu. Rusia akan memangkas 2% dari produksi 11,4 juta barel sehari yang dicetak Oktober lalu, kata Menteri Energi Rusia Alexander Novak. Namun, Novak mengingatkan, pemangkasan produksi akan dilakukan bertahap terkait dengan kondisi lapangan di musim dingin ini.
Diskusi pemangkasan juga sempat menjadi tanda tanya, karena hingga Kamis kemarin Arab Saudi masih belum mau mengecualikan Iran dari kesepakatan. Mengingat Iran kini tengah dijatuhi sanksi oleh AS dan kesulitan untuk ekspor minyak. Hingga di detik terakhir, Arab Saudi luluh dan mengizinkan negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia ini dikecualikan dari kesepakatan.
Secara keseluruhan, Presiden OPEC dan Menteri Perminyakan UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei mengatakan aliansi memangkas sebanyak 2,5% dari produksi minyak mereka. Kesepakatan ini akan ditinjau kembali pada April 2019 mendatang, sambil melihat market dan bisa jadi kebijakannya diubah.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih menjabarkan, produksi minyak mereka saat ini mencapai 11,1 juta barel per hari. Dengan kesepakatan ini, kemungkinan produksi akan dikendalikan jadi 10,7 juta barel per hari di Desember dan 10,2 juta barel di Januari.
"Ini adalah komitmen kami untuk mengawali langkah dengan tepat di 2019, dan untuk menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan tidak perlu waktu lama untuk melihat hasilnya demi menekan laju penurunan harga minyak," kata Falih.
 Foto: Infografis/Sidang Opec/Edward Ricardo |
(gus) Next Article Naiknya Harga Minyak Dorong Penguatan Bursa Eropa
Most Popular