
Harga Saham Bukopin Turun 51,79% Sepanjang 2018
Roy, CNBC Indonesia
07 December 2018 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - KB Kookmin Bank, perusahaan keuangan asal Korea Selatan, mengalami kehilangan nilai (potential loss) sekitar Rp 737,28 miliar atas investasi yang ditanam di PT Bank Bukopin Tbk (BBKP).
Meski demikian, sebagai investor strategis di Bukopin kerugian tersebut hanya di atas buku, karena Kookmin Bank berkomitmen untuk menggenggam saham BBKP untuk jangka panjang.
Kerugian potensial tersebut dihitung dari nilai beli saham saat Penawaran Umum Terbatas IV (Rights Issue) yang dilakukan pada Juli lalu. Pada saat itu, Kookmin Bank membeli saham baru yang diterbitkan perseroan pada harga Rp 570/saham dan total nilai pembelian sebanyak 2,46 miliar saham tersebut mencapai Rp 1,46 triliun.
Pada saat mengeksekusi rights issue tersebut, harga saham BBKP berada pada level Rp 340, sehingga Kookmin membeli dengan harga cukup premium.
Nah, setelah transaksi tersebut selesai harga saham BBKP terus mengalami koreksi. Jika dihitung per hari ini, pada harga saham Rp 282/saham, maka nilai kepemilikan Koomin pada BBKP senilai Rp 712 miliar, atau berkurang lebih dari 50,53% dari harga eksekusi rights issue.
Bila dihitung secara year-to-date, harga saham BBKP pada hari ini telah turun 51,79% dari posisi awal tahun Rp 585 per saham. Harga buku atau price to book value (PBV) Bukopin pada level 0,4 kali, jauh lebih rendah dari rata-rata industri yang berada pada di atas 1,6 kali.
Hal ini mencerminkan harga saham BBKP cenderung lebih murah dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan ataupun bank lainnya.
Hingga berita ini dinaikkan Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rahmansyah Gindo tidak merespons permohonan komentar dari CNBC Indonesia yang disampaikan layanan perpesanan WhatsApp.
Setelah proses rights issue, komposisi pemegang saham Bank Bukopin menjadi Bosowa Corporindo (23,4%), KB Kookmin Bank (22,0%), Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia/KOPELINDO (12,4%), Negara RI (8,9%), dan Publik (33,3%).
Pasca masuknya Kookmin sebagai pemegang saham akan dilakukan sinergi terutama dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Digital Banking, dan Manajemen Risiko. Koomin Bank merupakan pemegang saham baru di Bank Bukopin dengan porsi sebesar 22%
Direktur Keuangan Bukopin Rachmat Kaimuddin pernah mengatakan Bukopin akan segera bertemu dengan pihak Kookmin Bank dalam membahas sinergi usaha antara kedua belah pihak
"Tentunya Kookmin Bank sebagai pemegang saham akan bersinergi dengan Bukopin, apalagi mereka sangat maju dalam perbankan konsumer dan digital banking," ujar Rachmat seusai Public Expose di Investor Summit 2018, Selasa (28/8/2018).
Kookmin Bank merupakan salah satu bank terbesar di Korea yang fokus ke perbankan ritel, termasuk KPR dan digital banking.
Dikutip dari Kantor Berita Yonhap, seusai mengakuisisi 22% saham Bukopin, Kookmin Bank menyatakan akan membantu Bukopin untuk meningkatkan operasinya dalam KPR, perbankan digital dan manajemen risiko.
Kookmin Bank juga baru saja meluncurkan produk remitansi dari Korea ke Indonesia dengan target individual dan korporasi. Dikutip dari Pulse, media online asal Korea, produk ini diluncurkan pada 20 Agustus lalu.
Dengan produk ini maka, remitansi bisa dilakukan dengan menukarkan Won langsung ke Rupiah, tanpa harus menukarkan ke Dolar Amerika Serikat yang selama ini dilakukan. Saat ini ada sekitar 41.000 warga negara Indonesia yang tinggal di Korea dan merupakan salah satu pasar terbesar dari remitansi Korea.
(roy/dob) Next Article Korean Community, Jadi Jurus Ampuh Bukopin Dongkrak Kinerja
Meski demikian, sebagai investor strategis di Bukopin kerugian tersebut hanya di atas buku, karena Kookmin Bank berkomitmen untuk menggenggam saham BBKP untuk jangka panjang.
Kerugian potensial tersebut dihitung dari nilai beli saham saat Penawaran Umum Terbatas IV (Rights Issue) yang dilakukan pada Juli lalu. Pada saat itu, Kookmin Bank membeli saham baru yang diterbitkan perseroan pada harga Rp 570/saham dan total nilai pembelian sebanyak 2,46 miliar saham tersebut mencapai Rp 1,46 triliun.
Bila dihitung secara year-to-date, harga saham BBKP pada hari ini telah turun 51,79% dari posisi awal tahun Rp 585 per saham. Harga buku atau price to book value (PBV) Bukopin pada level 0,4 kali, jauh lebih rendah dari rata-rata industri yang berada pada di atas 1,6 kali.
Hal ini mencerminkan harga saham BBKP cenderung lebih murah dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan ataupun bank lainnya.
Hingga berita ini dinaikkan Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rahmansyah Gindo tidak merespons permohonan komentar dari CNBC Indonesia yang disampaikan layanan perpesanan WhatsApp.
Setelah proses rights issue, komposisi pemegang saham Bank Bukopin menjadi Bosowa Corporindo (23,4%), KB Kookmin Bank (22,0%), Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia/KOPELINDO (12,4%), Negara RI (8,9%), dan Publik (33,3%).
Pasca masuknya Kookmin sebagai pemegang saham akan dilakukan sinergi terutama dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Digital Banking, dan Manajemen Risiko. Koomin Bank merupakan pemegang saham baru di Bank Bukopin dengan porsi sebesar 22%
Direktur Keuangan Bukopin Rachmat Kaimuddin pernah mengatakan Bukopin akan segera bertemu dengan pihak Kookmin Bank dalam membahas sinergi usaha antara kedua belah pihak
"Tentunya Kookmin Bank sebagai pemegang saham akan bersinergi dengan Bukopin, apalagi mereka sangat maju dalam perbankan konsumer dan digital banking," ujar Rachmat seusai Public Expose di Investor Summit 2018, Selasa (28/8/2018).
Kookmin Bank merupakan salah satu bank terbesar di Korea yang fokus ke perbankan ritel, termasuk KPR dan digital banking.
Dikutip dari Kantor Berita Yonhap, seusai mengakuisisi 22% saham Bukopin, Kookmin Bank menyatakan akan membantu Bukopin untuk meningkatkan operasinya dalam KPR, perbankan digital dan manajemen risiko.
Kookmin Bank juga baru saja meluncurkan produk remitansi dari Korea ke Indonesia dengan target individual dan korporasi. Dikutip dari Pulse, media online asal Korea, produk ini diluncurkan pada 20 Agustus lalu.
Dengan produk ini maka, remitansi bisa dilakukan dengan menukarkan Won langsung ke Rupiah, tanpa harus menukarkan ke Dolar Amerika Serikat yang selama ini dilakukan. Saat ini ada sekitar 41.000 warga negara Indonesia yang tinggal di Korea dan merupakan salah satu pasar terbesar dari remitansi Korea.
(roy/dob) Next Article Korean Community, Jadi Jurus Ampuh Bukopin Dongkrak Kinerja
Most Popular