Saham-Saham Emiten Properti Melesat, Ini Sebabnya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 December 2018 12:47
The Fed Main Aman, BI Tak Perlu Kerek Bunga Banyak-Banyak
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penguatan rupiah ada kaitannya dengan sikap The Federal Reserve yang terlihat semakin bermain aman dalam mengambil kebijakan suku bunga acuan.

Wall Street Journal melaporkan bahwa The Fed sedang mempertimbangkan untuk memberikan sinyal wait-and-see terkait kenaikan suku bunga acuan pada pertemuannya bulan ini, seperti dikutip dari CNBC International.

Laporan tersebut menyebut bahwa The Fed tidak tahu apa langkah mereka selanjutnya setelah pertemuan bulan ini.

Lantas, hal ini semacam memberikan konfirmasi bahwa stance dari The Fed sudah mengarah ke hawkish. Sebelumnya, pernyataan yang mengindikasikan hal tersebut sempat dilontarkan oleh sang gubernur, Jerome Powell, serta wakilnya, Richard Clarida.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 6 Desember 2018, pelaku pasar hanya memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada tahun 2019 (dengan asumsi ada kenaikan sebesar 25 bps pada bulan ini).

Ketika The Fed tak agresif dalam mengerek suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) pun menjadi tak memiliki urgensi untuk bertindak agresif.

Hal ini tentu menguntungkan emiten-emiten sektor properti lantaran suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tak perlu dikerek naik banyak-banyak.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular