Pandemi Tekan Properti, Ini Saham yang Layak Dicermati

Jakarta, CNBC Indonesia - Properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh wabah COVID-19. Tidak hanya di bisnis pengelolaan mall, divisi bisnis properti yang utama yakni penjualan rumah dan apartemen juga tertekan.
Di tengah situasi demikian, wajar saja saham-saham emiten properti terkoreksi antara 38%-57% sepanjang tahun berjalan. Lalu apakah ini sahamnya untuk masuk dan beli karena harga saham-saham industri properti yang kian murah usai koreksi? Berikut ulasan Tim Riset CNBC Indonesia:
1. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)
Di tahun 2019 tercatat rasio harga terhadap laba bersih per saham (Price to Earning Ratio/PER) perseroan adalah 0 yang artinya perusahaan tidak membukukan laba bersih per saham di tahun 2019. Hal ini tentunya tidak menarik bagi investor apalagi perseroan berpeluang mengalami kerugian lanjutan di tahun buku 2020 akibat dampak virus COVID-19.
Dari sisi valuasi, rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value/PBV) APLN masih tergolong murah yakni 0,24 kali berada di bawah rata-rata industri yang sebesar 0,55 kali.
2. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Secara Fundamental di tahun 2019 baik menggunakan metode valuasi PBV maupun PER harga saham emiten berkode (ASRI) ini adalah yang paling murah dengan PER sebesar 2,25 dan PBV sebesar 0,22. Mesk perusahaan membukukan laba bersih, ASRI sayangnya tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2017-2019.
3. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
PER Bumi Serpong Damai di tahun 2019 adalah 4,62 kali, atau sedikit berada di atas rata-rata industri yaitu 4,08 kali. Dapat dikatakan kinerja laba BSDE di tahun 2019 sedikit lebih buruk dari rata-rata emiten properti lainya.
Akan tetapi, secara PBV perusahaan ini sedikit lebih murah dibandingkan saingannya yakni sebesar 0,44 kali dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 0,55 kali.
4. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan properti di Indonesia yang terkoreksi paling dalam secara tahun berjalan (Year to Date/YTD). Saham CTRA sudah terkoreksi 49,52% sejak awal tahun.
Di level tersebut, PER perusahaan adalah sebesar 8,47 kali dan PBV 0,63 kali sehingga dapat dikatakan bahwa harga saham emiten ini sedikit lebih mahal dibandingkan rata-rata perusahaan properti lainya jika memakai indikator valuasi berbass PER dan PBV.
Akan tetapi PT Ciputra Development Tbk merupakan satu dari sedikit emiten properti di bursa efek yang rutin membagikan dividen per tahun kepada investornya. Imbal hasil (yield) dividen CTRA berada di level 1,9%.
5. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
LPKR merupakan salah satu perusahaan yang membukukan kerugian bersih di tahun buku 2019. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena pandemi virus Corona bisa memperparah kerugian emiten ini pada 2020. Karena merugi, maka PER perseroan pun tidak bisa divaluasi.
Namun secara PBV, harga saham perusahaan Grup Lippo ini masih tergolong murah yakni sebesar 0,35 kali atau di bawah rata-rata industri yaitu 0,55 kali.
6. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Saham PT. Pakuwon Jati Tbk tercatat sebagai saham yang terkoreksi paling sedikit sejak awal tahun 2020. Namun secara valuasi PER dan PBV, harga saham ini masih termasuk mahal jka dibandingkan dengan perusahaan properti sejenis yang melantai di BEI. PER PWON untuk tahun 2019 tercatat sebesar 5,83 kali dengan PBV sebesar 1,17 kali.
Akan tetapi ada sisi positif dari saham PWON, yakni royal atau rajin membagikan dividen dengan imbal hasil sebesar 2%.
7. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Secara PER valuasi saham PT. Summarecon Agung Tbk tergolong cukup mahal yaitu 11,94 kali dengan PBV 0,84 kali. Valuasi perusahaan ini juga berada di atas rata-rata industri. Akan tetapi, SMRA menyediakan imbal hasil dividen sebanyak 1,16% untuk para investor yang artinya cenderung tak pelit.
Mengacu pada data PER dan PBV tahun 2019 dapat disimpulkan di antara perusahaan properti yang melantai di Bursa Efek Indonesia, saham properti dengan valuasi harga yang paling murah adalah ASRI.
Namun apabila investor mengharapkan imbal hasil dividen tertinggi, maka saham yang paling layak dilirik adalah PWON karena membagikan imbal hasil (yield) paling tinggi di antara perusahaan sejenis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Jokowi ke Summarecon Bekasi, Saham Mal Langsung Terbang
(trp)