
Trump Acungkan 'Kapak Perang' dengan China, Wall Street Merah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2020 06:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham New York ditutup cenderung melemah. Pelaku pasar semakin mencemaskan ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China gara-gara pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Pada Kamis (7/5/2020), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,91% ke 23.664,64. Sementara indeks S&P 500 terkoreksi 0,7% menjadi 2.848,42, tetapi Nasdaq Composite masih bisa naik 0,51% ke 8.854,39.
Investor ketar-ketir karena Presiden AS Donald Trump mengungkapkan China kemungkinan bisa melanggar kesepakatan dalam perjanjian damai dagang fase I yang diteken pertengahan Januari lalu. "China mungkin bisa atau tidak bisa memenuhi kesepakatan," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam beberapa waktu belakangan, hubungan Washington-Beijing menegang gara-gara pandemi virus corona. Trump menyalahkan Negeri Tirai Bambu atas pandemi ini, dan mengancam bakal kembali mengenakan bea masuk untuk produk-produk made in China. Tidak mau kalah, China membalas dengan menuding AS tidak becus menangani wabah virus corona.
AS kini menjadi negara dengan pasien positif corona terbanyak di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, jumlah pasien positif corona di kolong langit per 6 Mei 2020 adalah 3.588.733 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.171.185 orang (32,63%) ada di Negeri Paman Sam.
Trump mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat pemerintahannya akan merilis laporan tentang asal-muasal virus corona yang selama ini diyakini bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China. Presiden Negeri Adidaya ke-45 itu juga mendesak China agar lebih transparan.
"Kami ingin mereka lebih transparan. Kami ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga ke depan tidak terulang lagi," tegas Trump.
Memanasnya hubungan AS-China dan risiko kembalinya perang dagang membuat investor mundur teratur. Akibatnya, DJIA dan S&P 500 harus rela finis di jalur merah.
(aji/sef) Next Article Rilis Kinerja Keuangan Membaik, Wall Street Dibuka Hijau!
Pada Kamis (7/5/2020), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,91% ke 23.664,64. Sementara indeks S&P 500 terkoreksi 0,7% menjadi 2.848,42, tetapi Nasdaq Composite masih bisa naik 0,51% ke 8.854,39.
Investor ketar-ketir karena Presiden AS Donald Trump mengungkapkan China kemungkinan bisa melanggar kesepakatan dalam perjanjian damai dagang fase I yang diteken pertengahan Januari lalu. "China mungkin bisa atau tidak bisa memenuhi kesepakatan," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
AS kini menjadi negara dengan pasien positif corona terbanyak di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, jumlah pasien positif corona di kolong langit per 6 Mei 2020 adalah 3.588.733 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.171.185 orang (32,63%) ada di Negeri Paman Sam.
Trump mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat pemerintahannya akan merilis laporan tentang asal-muasal virus corona yang selama ini diyakini bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China. Presiden Negeri Adidaya ke-45 itu juga mendesak China agar lebih transparan.
"Kami ingin mereka lebih transparan. Kami ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga ke depan tidak terulang lagi," tegas Trump.
Memanasnya hubungan AS-China dan risiko kembalinya perang dagang membuat investor mundur teratur. Akibatnya, DJIA dan S&P 500 harus rela finis di jalur merah.
(aji/sef) Next Article Rilis Kinerja Keuangan Membaik, Wall Street Dibuka Hijau!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular