Ini Penyebab Likuiditas Bank Ketat Versi Bos Bank Mandiri

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 December 2018 10:26
Saat ini LDR perbankan sudah menyentuh 94%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo angkat suara soal melambatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) saat penyaluran kredit kencang yang berdampak pada mengetatnya likuiditas perbankan.

Menurut Kartika ada dua penyebab melambatnya pertumbuhan DPK. Pertama, portofolio outflow (dana asing keluar). Pada tahun ini banyak investor yang membawa keluar dolar AS dari sistem keuangan Indonesia yang mengurangi likuiditas dalam negeri.

"Mungkin akan kembali tetapi kan berangsur-angsur, gak mungkin kembali secara massive. Mungkin baru setelah April [2019] balik cukup besar," ujar Kartika di Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Kedua, dinamika penyerapan obligasi pemerintah. Saat ini suku bunga dari sukuk ritel, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) lebih tinggi dari bunga simpanan perbankan. Dana yang masuk ke obligasi tersebut juga dana dari perbankan.

"Nah ini mempengaruhi likuiditas, penyerapan dari pembiayaan pemerintah. Kita harapkan bisa lebih cepat pengeluarannya lagi supaya bisa turun ke perbankan lagi," jelas Kartika.

Kartika memperkirakan pada semester I-2018, likuiditas perbankan akan ketat sekali. Penyebabnya, penyerapan dana untuk pembiayaan pemerintah mulai berjalan tetapi belanja pemerintah belum terlalu banyak. Ada juga momentum Hari Raya Lebaran di mana uang kartal banyak disedot masyarakat.

"Tahun ini ditambahkan lagi dengan harapan LDR-nya juga tinggi. Sehingga dengan kondisi itu pertumbuhan semester pertama akan di kisaran 7-8%, mungkin di semester 2 baru sampai 10%-an. Average saya, mungkin di kisaran 8-9% an. Hampir ga mungkin average di atas 10%," jelasnya.

(roy/dru) Next Article Likuiditas Ketat, LPS: Dana Menumpuk di Bank Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular