
Ragukan Perdamaian Dagang AS-China, Bursa Eropa Melemah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 December 2018 06:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa-bursa utama Eropa ditutup turun pada perdagangan hari Selasa (4/12/2018) di tengah keraguan apakah Amerika Serikat (AS) dan China akan benar-benar mampu menyepakati perdamaian dagang yang permanen.
Indeks FTSE 100 di London melemah 0,56% menjadi 7.022,76, indeks DAX di Frankfurt anjlok 1,14% ke posisi 11.335,32, sementara indeks CAC 40 di Paris terperosok 0,82% ke 5.012,66.
Indeks Eropa Stoxx 600 turun 0,7% di akhir sesi perdagangan dengan mayoritas sektor dan bursa utama berada di zona negatif, CNBC International melaporkan.
Sektor otomotif Eropa yang sensitif terhadap isu perang dagang dalam beberapa bulan terakhir anjlok lebih dari 2,5%. Sektor teknologi juga mencatatkan pelemahan dalam hingga 1,4%.
Pasar saham Benua Biru juga mengalami tekanan dari penguatan euro dan poundsterling. Kedua mata uang tersebut mendapat perhatian investor setelah seorang pengacara mengatakan kepada pengadilan tinggi Eropa bahwa Inggris dapat mengakhiri Brexit tanpa harus meminta persetujuan pihak lain.
Namun, perhatian pasar utamanya tertuju pada gencata senjata AS dan China dalam perang dagang yang berkepanjangan.
Pemimpin kedua negara sepakat untuk menghentikan pengenaan tarif impor akhir pekan lalu sambil terus mendiskusikan kesepakatan perdagangan. Namun, kebingungan yang terjadi terkait masa berlaku gencatan senjata itu menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan gencatan senjata itu dimulai 1 Januari namun Gedung Putih kemudian mengeluarkan pernyataan koreksi yang mengatakan perdamaian selama 90 hari itu dimulai 1 Desember.
(prm) Next Article Berharap pada Damai Dagang AS-China, Bursa Eropa Reli
Indeks FTSE 100 di London melemah 0,56% menjadi 7.022,76, indeks DAX di Frankfurt anjlok 1,14% ke posisi 11.335,32, sementara indeks CAC 40 di Paris terperosok 0,82% ke 5.012,66.
Indeks Eropa Stoxx 600 turun 0,7% di akhir sesi perdagangan dengan mayoritas sektor dan bursa utama berada di zona negatif, CNBC International melaporkan.
Pasar saham Benua Biru juga mengalami tekanan dari penguatan euro dan poundsterling. Kedua mata uang tersebut mendapat perhatian investor setelah seorang pengacara mengatakan kepada pengadilan tinggi Eropa bahwa Inggris dapat mengakhiri Brexit tanpa harus meminta persetujuan pihak lain.
Namun, perhatian pasar utamanya tertuju pada gencata senjata AS dan China dalam perang dagang yang berkepanjangan.
Pemimpin kedua negara sepakat untuk menghentikan pengenaan tarif impor akhir pekan lalu sambil terus mendiskusikan kesepakatan perdagangan. Namun, kebingungan yang terjadi terkait masa berlaku gencatan senjata itu menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan gencatan senjata itu dimulai 1 Januari namun Gedung Putih kemudian mengeluarkan pernyataan koreksi yang mengatakan perdamaian selama 90 hari itu dimulai 1 Desember.
(prm) Next Article Berharap pada Damai Dagang AS-China, Bursa Eropa Reli
Most Popular