Internasional

The Fed: Perang Dagang & Utang Korporasi Jadi Risiko AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2018 11:39
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengeluarkan laporan bernada peringatan, Rabu (28/11/2018), tentang risiko terhadap stabilitas keuangan.
Foto: Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell (REUTERS/Al Drago)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengeluarkan laporan bernada peringatan, Rabu (28/11/2018), tentang risiko terhadap stabilitas keuangan. The Fed mengatakan ketegangan perdagangan, ketidakpastian geopolitik, dan menumpuknya utang di banyak perusahaan dengan neraca yang lemah menimbulkan ancaman yang kuat.

Dalam laporan panjang yang kali pertama dipublikasikan tentang sistem perbankan dan utang korporasi dan bisnis, Fed memperingatkan harga aset yang "umumnya meningkat" yang "tampak relatif tinggi terhadap rentang historis mereka."


Selain itu, bank sentral mengatakan ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung, yang memanas antara AS dan China, ditambah dengan lingkungan geopolitik yang tidak menentu bersama-sama dengan harga aset yang tinggi dapat memberi kejutan yang patut diwaspadai.

"Peningkatan ketegangan perdagangan, ketidakpastian geopolitik, atau kejutan lainnya dapat menyebabkan penurunan minat investor untuk mengambil risiko secara umum," kata laporan itu, dilansir dari CNBC International. "Penurunan harga aset yang terjadi mungkin sangat besar, mengingat bahwa valuasinya tampak relatif meningkat terhadap tingkat historis."

Penurunan harga aset akan membuat lebih sulit bagi perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dan "memberi tekanan pada sektor yang leverage-nya sudah tinggi," kata laporan itu.

Laporan lebih lanjut mencatat bahwa kenaikan suku bunga The Fed sendiri dapat menimbulkan ancaman. Pasar dan ekonomi yang terbiasa dengan suku bunga rendah dapat menghadapi masalah karena The Fed terus menormalkan kebijakan melalui kenaikan suku bunga dan penurunan neracanya, atau portofolio obligasi yang dibeli untuk merangsang ekonomi.

"Bahkan jika kebijakan bank sentral sepenuhnya diantisipasi oleh publik, beberapa penyesuaian bisa terjadi secara tiba-tiba, memberikan kontribusi terhadap volatilitas di pasar keuangan domestik dan internasional dan ketegangan dalam institusi," kata laporan itu.

The Fed: Perang Dagang & Utang Korporasi Jadi Risiko ASFoto: infografis/INI SEKTOR INDUSTRI AS YANG JADI KORBAN TARIF TRUMP & XI JINPING/Aristya Rahadian Krisabella
Sisi baiknya, bank dan lembaga keuangan lainnya diperkirakan memiliki kapitalisasi yang baik dan dengan demikian dalam posisi yang baik untuk menyerap kejutan. Utang konsumen juga mengikuti laju peningkatan produk domestik bruto (PDB), menunjukkan sedikit ancaman di sana.

Namun, untuk bisnis, mungkin ada masalah, terutama bagi yang telah menambah tingkat utang yang sudah tinggi.

Melansir CNBC International, pinjaman yang disebut leveraged telah melonjak baru-baru ini, karena ada perusahaan yang obligasinya diberi predikat dekat peringkat layak investasi dan dengan demikian rentan untuk tergelincir ke wilayah junk.


"Leverage tinggi secara historis dikaitkan dengan peningkatan tekanan keuangan dan pengurangan oleh bisnis dalam kemerosotan ekonomi," kata laporan itu. "Mengingat tekanan valuasi yang terkait dengan utang bisnis ... seperti peningkatan tekanan keuangan, seharusnya itu terjadi, sehingga dapat memicu penyesuaian yang luas dalam harga utang bisnis."

The Fed mencatat bahwa porsi utang kelas investasi yang diklasifikasikan pada kisaran rendah dari kisaran yang telah "mencapai mendekati level rekor" sebesar US$2,25 triliun, atau sekitar 35% dari total obligasi korporasi.


(prm) Next Article The Fed Kembali 'Guyur' Rp 889 T ke Pasar Uang AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular