Internasional

Analis: The Fed Pada Akhirnya Akan Dorong AS ke Dalam Resesi

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
19 October 2018 13:23
The Fed akan mendorong ekonomi Negeri Paman Sam ke dalam resesi jika mengikuti arah kebijakan suku bunga saat ini.
Gedung The Fed (Foto: Reuters)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan mendorong ekonomi Negeri Paman Sam ke dalam resesi jika mengikuti arah kebijakan suku bunga saat ini, menurut Rabobank.

Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada September 25-26 sudah dirilis pada Rabu (17/10/2018). Dokumen itu menunjukkan keinginan bank sentral AS untuk terus meningkatkan suku bunganya secara bertahap.



Sinyal The Fed untuk terus menaikkan suku bunga, menghadapi kritik dari Presiden Donald Trump.

Awal bulan ini, Trump mengatakan Fed jadi "loco" atau gila dan secara terbuka mengritik Gubernur The Fed Jerome Powell. Ia juga menegaskan bahwa suku yang lebih tinggi adalah ancaman terbesar terhadap pemulihan ekonomi.

Lyn Graham-Taylor, ahli strategi pendapatan tetap senior di Rabobank, mengatakan kepada CNBC hari Kamis bahwa Trump mungkin ada benarnya.

"Kami pikir The Fed pada akhirnya akan mendorong AS ke dalam resesi dengan mengikuti jalan ini," kata analis itu, dikutip dari CNBC International.

Bunga acuan The Fed, Federal Funds Rate, yang menjadi patokan biaya pinjaman di seluruh AS, dinaikkan menjadi antara 2% dan 2,25% dalam rapat 26 September 2018. Pembuat kebijakan memperkirakan satu kenaikan suku bunga tahun ini, tiga kali pada 2019 dan satu kali di 2020.


Graham-Taylor mengatakan dia memperkirakan resesi AS bisa terjadi dalam beberapa tahun mendatang dan bahwa para peneliti di banknya memproyeksikan itu dari pola yield curve yang semakin mendatar.

Kurva imbal hasil yang datar terjadi ketika yield utang yang bertenor lebih lama turun mendekati imbal hasil obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek. Ini bisa menjadi indikasi kurangnya kepercayaan investor terhadap suatu negara dalam jangka menengah hingga jangka panjang.

Dalam beberapa minggu terakhir, kurva imbal hasil telah benar-benar curam, tetapi Graham-Taylor berkata hal itu lebih disebabkan oleh ketidakpastian daripada kepercayaan investor di masa depan.

Analis itu mengatakan, The Fed mungkin akan "overhike" hanya dengan dua kenaikan suku bunga. Situati itu akan cukup untuk memicu kemerosotan ekonomi.

[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article The Fed Berkorban 'Cetak Uang' Ratusan Triliun Demi Ekonomi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular