'Rupiah di Rp 14.200-14.500/US$, Masih Ada Ruang Menguat'

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
28 November 2018 11:35
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga pukul 11.20 WIB berada di level Rp 14.525/US$.
Foto: konferensi pers Kebijakan pemerintah dalam rangka pengendalian Defisit Neraca Transaksi Berjalan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga pukul 11.20 WIB berada di level Rp 14.525/US$. Level rupiah di Rp 14.200-14.500/US$ masih dianggap terlalu murah. Harusnya nilai rupiah masih bisa menguat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung arus modal masuk karena rupiah terlalu murah.

"Kita harus membuat berbagai kebijakan untuk membangun confidence bahwa rupiah sudah terlalu murah, masuklah (aliran modal). Sebabnya kursnya lumayan, Rp 14.200 atau Rp 14.500 per dolar AS, kita lihat ada ruang (menguat)," ungkap Darmin dalam sebuah Seminar Nasional dan Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019 di Hotel Bidakara, Rabu (28/11/2018).

'Rupiah di Rp 14.200-14.500/US$, Masih Ada Ruang Menguat'Foto: Foto: Menko Perekonomian Darmin Nasution (CNBC Indonesia)


"Kita harus memanfaatkan momentum, sehingga waktu BI bilang mau menaikkan suku bunga kita bilang bagus," tutur Darmin.

Dijelaskan Darmin, dengan kebijakan yang diambil pemerintah khususnya insentif fiskal diharapkan ke depan investasi akan tetap masuk dan tumbuh tinggi.

Darmin sebelumnya mengatakan nilai rupiah memang melemah karena adanya arus modal keluar. Sehingga, secara antisipatif Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga kebijakannya juga. Lalu apa yang dilakukan pemerintah?

"Kita menyusun paket kebijakan, kita tahu transaksi berjalannya tiga tahun lalu baru kelihatan. Sentimennya bisa sekarang, kita tahu rupiah di bottom sudah sangat sulit dan keterlaluan gitu," kata Darmin di Hotel Raffles saat menjadi pembicara dalam acara Pertamina Energy Forum, Rabu (28/11/2018).

"Oleh karena itu, kita tahu bahwa orang mulai beli, dan analis kalau baca sejak akhir Oktober awal November, rupiah overrate sudah waktunya beli," imbuh Darmin.






(dru/dru) Next Article Cukupkah DNDF a la BI Stabilkan Rupiah? Ini Kata Darmin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular