
Analis: Dikeroyok Sentimen Negatif, IHSG tak Kuat Menanjak
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 November 2018 08:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (21/11/2018), akan dipengaruhi oleh sentimen global yang cenderung negatif sehingga diperkirakan indeks hari ini memiliki peluang untuk mengalami pelemahan, menurut beberapa analis.
Kiwoom Sekuritas Indonesia menjabarkan sentimen negatif pertama adalah pergerakan pasar saham Amerika Serikat (AS) yang anjlok pada perdagangan kemarin menyusul buruknya kinerja peritel Target Corp dan Kohls Corp pada kuartal ini. Ditambah lagi dengan melemahnya permintaan iPhone yang menyebabkan penurunan kembali saham Apple.
Kemudian beralih ke KTT APEC, pertama kalinya pertemuan ini tak menghasilkan keputusan bersama akibat runcingnya perseteruan antara AS dan China. Dampaknya akan menambah ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.
Lalu di Eropa, proses Brexit sedang menanti pertemuan antara Uni Eropa (UE) dan Inggris untuk membahas dan menyetujui rancangan kesepakatan keluarnya Inggris dari zona euro.
Di saat yang sama, penyampaian mosi tidak percaya untuk Perdana Menteri Theresa May ternyata hanya kurang enam surat lagi dari yang disyaratkan. Kondisi ini akan memberatkan langkah May dan dapat menunda proses Brexit.
Selain itu, tampaknya pelaku pasar tidak lagi satu suara mengenai kenaikkan suku bunga acuan dari Bank Sentral Eropa tahun depan, hal ini memperlihatkan bahwa investor mulai khawatir terkait outlook ekonomi di kawasan Eropa.
Konsensus pasar atas kenaikkan suku bunga pertama kali ECB pada bulan Desember 2019, telah turun dari 100% menjadi 95%. Penurunan ini merupakan akibat dari masih tingginya tensi antara Italia yang tidak mau merevisi proposal anggaran untuk tahun depan dengan UE.
Sementara itu, MNC Sekuritas menambahkan pergerakan di bursa regional juga tak menunjukkan pergerakan positif sehingga dinilai juga akan menjalar ke bursa dalam negeri.
Harga minyak yang turun dalam hingga 6,09% dinilai perlu dicermati alasannya.
"Apakah tajamnya kejatuhan harga crude oil pure disebabkan masalah supply and demand atau menjadi indikasi awal akan turunnya perekonomian global di tahun 2019?" tulis MNC Sekuritas dalam risetnya, Rabu.
Indeks hari ini diperkirakan akan bergerak di support 5.900 dan resisten di 6.028.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Kiwoom Sekuritas Indonesia menjabarkan sentimen negatif pertama adalah pergerakan pasar saham Amerika Serikat (AS) yang anjlok pada perdagangan kemarin menyusul buruknya kinerja peritel Target Corp dan Kohls Corp pada kuartal ini. Ditambah lagi dengan melemahnya permintaan iPhone yang menyebabkan penurunan kembali saham Apple.
Kemudian beralih ke KTT APEC, pertama kalinya pertemuan ini tak menghasilkan keputusan bersama akibat runcingnya perseteruan antara AS dan China. Dampaknya akan menambah ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.
Di saat yang sama, penyampaian mosi tidak percaya untuk Perdana Menteri Theresa May ternyata hanya kurang enam surat lagi dari yang disyaratkan. Kondisi ini akan memberatkan langkah May dan dapat menunda proses Brexit.
Selain itu, tampaknya pelaku pasar tidak lagi satu suara mengenai kenaikkan suku bunga acuan dari Bank Sentral Eropa tahun depan, hal ini memperlihatkan bahwa investor mulai khawatir terkait outlook ekonomi di kawasan Eropa.
Konsensus pasar atas kenaikkan suku bunga pertama kali ECB pada bulan Desember 2019, telah turun dari 100% menjadi 95%. Penurunan ini merupakan akibat dari masih tingginya tensi antara Italia yang tidak mau merevisi proposal anggaran untuk tahun depan dengan UE.
Sementara itu, MNC Sekuritas menambahkan pergerakan di bursa regional juga tak menunjukkan pergerakan positif sehingga dinilai juga akan menjalar ke bursa dalam negeri.
Harga minyak yang turun dalam hingga 6,09% dinilai perlu dicermati alasannya.
"Apakah tajamnya kejatuhan harga crude oil pure disebabkan masalah supply and demand atau menjadi indikasi awal akan turunnya perekonomian global di tahun 2019?" tulis MNC Sekuritas dalam risetnya, Rabu.
Indeks hari ini diperkirakan akan bergerak di support 5.900 dan resisten di 6.028.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Most Popular