OPEC Ingin Pangkas Produksi, Harga Minyak Malah Turun Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 November 2018 12:30
Rencana OPEC untuk memangkas produksi justru menjadi bumerang karena membuat harga si emas hitam turun
Ilustrasi Kilang Minyak (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan hari ini. Rencana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi justru menjadi bumerang karena membuat harga si emas hitam turun. 

Pada Selasa (20/11/2018) pukul 12:00 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,36% dan light sweet turun 0,23%. Dalam sebulan terakhir, brent anjlok 16,62% sementara light sweet amblas 17,66%. 

 

Penyebab penurunan harga minyak adalah risiko perlambatan ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia pada 2018 dan 2019 tumbuh 3,7%. Melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,9%. 

Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China masih menjadi faktor penyebab perlambatan ekonomi global. Kala dua kekuatan ekonomi terbesar dunia saling hambat dalam perdagangan, maka rantai pasok global akan terpengaruh.  

Selain itu, mesin pertumbuhan ekonomi dunia memang sedang pincang. AS boleh dibilang menjadi satu-satunya negara dengan pertumbuhan ekonomi yang melaju kencang sementara Eropa, Jepang, China, dan negara-negara berkembang malah melambat. 

Saat ekonomi global melambat dan berjalan dengan satu mesin, maka permintaan energi juga akan berkurang. Artinya, permintaan minyak turun dan harganya ikut jatuh. 

Kondisi ini diperparah dengan rencana OPEC mengurangi produksi hingga 1,4 juta barel pada 2019. Hal ini didasari perhitungan bahwa permintaan minyak dunia pada 2019 naik 1,29 juta barel/hari menjadi 31,54 juta barel/hari. Sedangkan produksi minyak tahun depan diperkirakan naik 127.000 barel/hari menjadi 32,9 juta barel/hari. Artinya ada potensi kelebihan pasokan (over supply) sebesar 1,36 juta barel/hari.  

Pengurangan produksi diharapkan bisa mendongkrak harga minyak. Namun dengan ekonomi global yang melambat, kenaikan harga minyak adalah bencana. 

Bayangkan saja, ekonomi lesu tetapi harga minyak naik. Hasilnya malah harga minyak bisa semakin jatuh karena permintaan tambah turun. 

"Pasokan di pasar saat ini sangat baik. Oleh karena itu, mengurangi produksi justru akan berdampak negatif karena pasar menjadi ketat. Saya harap produsen dan konsumen menggunakan akal sehat dalam situasi yang sulit seperti ini," tegas Fatih Birol, Ketua International Energy Agency (IEA), dikutip dari Reuters.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular