Ini Faktor yang Buat IHSG Lengser Keprabon dari 6.000

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 November 2018 11:30
Saham-Saham Barang Konsumsi Motori Pelemahan IHSG
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Secara sektoral, sektor barang konsumsi (-0,7%) menjadi sektor utama yang membawa IHSG meninggalkan level 6.000.

Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-1,3%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-0,84%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-0,7%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-0,58%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,3%).

Secara fundamental, saat ini saham-saham sektor barang konsumsi memang tak menarik untuk dikoleksi. Pasalnya, data-data yang sudah ada mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia akan melemah pada kuartal-IV 2018.

Belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 sebesar 5,17% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia sebesar 5,145% YoY.

Namun, terdapat tekanan yang cukup besar bagi pos konsumsi rumah tangga. Pos ini hanya tumbuh sebesar 5,01% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan capaian kuartal-II 2018 yang sebesar 5,14% YoY.

Memang, pada kuartal-II 2018 terdapat bulan puasa dan lebaran yang sangat signifikan mendongkrak konsumsi. Tetapi di kuartal-III 2018, terdapat pagelaran Asian Games 2018 dan hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus yang juga mendongrak konsumsi, walaupun memang tak akan sesignifikan bulan puasa dan lebaran. Tetap saja, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang hanya sebesar 5,01% YoY tergolong lambat.

Di kuartal-IV 2018, ada perayaan hari Natal dan libur tahun baru yang lagi-lagi bisa mendongkrak konsumsi. Namun, dampaknya kami perkirakan juga tak akan sesignifikan bulan puasa dan lebaran.

Apalagi, Bank Indonesia (BI) merilis angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2018 di level 119,2, terendah dalam 20 bulan terakhir atau sejak Februari 2017. Turunnya IKK bulan Oktober dipengaruhi oleh penurunan pada 2 komponen pembentuknya, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK).

IKE turun menjadi 106,2, dari 110,2 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, IEK turun menjadi 132,2, dari 134,5 pada bulan sebelumnya.

Rendahnya angka IKK memberikan sinyal bahwa masyarakat Indonesia akan mengurangi konsumsinya dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini pun nampaknya sudah mulai terkonfirmasi. Dalam publikasi Survei Penjualan Eceran periode September 2018 yang dirilis oleh BI, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan riil periode Oktober 2018 tercatat hanya sebesar 3,9% YoY, melambat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 4,8% YoY.

Kami melihat bahwa konsumsi rumah tangga akan jatuh kebawah level 5% pada kuartal-IV 2018.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular