
Bunga The Fed Bisa Tak Naik Bulan Depan, BI Buat Blunder?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 November 2018 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Di bawah kepemimpinan Perry Warjiyo, Bank Indonesia (BI) cukup banyak membuat kejutan. Teranyar, BI memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 6% pada hari Kamis (15/11/2018).
Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%. Dari seluruh ekonom yang kami survei, tidak ada satu pun yang memperkirakan suku bunga acuan akan di utak-atik.
Sebelumnya pada Juni 2018, BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps, mengalahkan ekspektasi pelaku pasar yakni kenaikan sebesar hanya 25 bps.
Kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini nampak dilakukan guna mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve pada penghujung tahun. Memang, saat ini mayoritas pelaku pasar masih percaya bahwa rencana normalisasi The Fed pada bulan Desember pada akhirnya akan dieksekusi.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 November 2018, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada bulan Desember adalah sebesar 65,4%.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir terlihat bahwa pelaku pasar menjadi dibuat goyah. Pasalnya, per 16 November 2018, probabilitas kenaikan suku bunga acuan pada bulan Desember adalah sebesar 68,9%, lebih tinggi dibandingkan posisi per 17 November.
Jika dibandingkan dengan posisi 1 minggu sebelumnya, nilainya turun lebih jauh. Sepekan yang lalu, probabilitasnya berada di level 75,8%. Bahkan, satu bulan yang lalu nilanya adalah sebesar 81%.
Pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell bahwa pertumbuhan ekonomi global secara perlahan melambat serta rilis data produksi industri AS periode Oktober 2018 yang ternyata membukukan kontraksi sukses membuat investor menjadi skeptis.
Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%. Dari seluruh ekonom yang kami survei, tidak ada satu pun yang memperkirakan suku bunga acuan akan di utak-atik.
Kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini nampak dilakukan guna mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve pada penghujung tahun. Memang, saat ini mayoritas pelaku pasar masih percaya bahwa rencana normalisasi The Fed pada bulan Desember pada akhirnya akan dieksekusi.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 November 2018, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada bulan Desember adalah sebesar 65,4%.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir terlihat bahwa pelaku pasar menjadi dibuat goyah. Pasalnya, per 16 November 2018, probabilitas kenaikan suku bunga acuan pada bulan Desember adalah sebesar 68,9%, lebih tinggi dibandingkan posisi per 17 November.
Jika dibandingkan dengan posisi 1 minggu sebelumnya, nilainya turun lebih jauh. Sepekan yang lalu, probabilitasnya berada di level 75,8%. Bahkan, satu bulan yang lalu nilanya adalah sebesar 81%.
Pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell bahwa pertumbuhan ekonomi global secara perlahan melambat serta rilis data produksi industri AS periode Oktober 2018 yang ternyata membukukan kontraksi sukses membuat investor menjadi skeptis.
Next Page
Blunderkah Bank Sentral Kita?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular