
Setelah Dikaramkan Brexit, Poundsterling Mencoba Bangkit Lagi
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 November 2018 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Inggris, poundsterling, mencoba bangkit hari Jumat (16/11/2018) setelah babak belur dalam perdagangan sehari sebelumnya, menyusul pengunduran diri beberapa menteri yang menolak rencana Brexit Perdana Menteri Theresa May.
Pound menguat 0,17% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke US$1,2796 hingga pukul 11.08 WIB, menurut data Refinitiv.
Poundsterling sempat terjun bebas 1,7% hari Kamis dan mencatatkan persentase penurunan terbesarnya sejak 11 Oktober 2016, dilansir dari Reuters.
Mata uang ini anjlok setelah Menteri Brexit Inggris, Dominic Raab, mengundurkan diri karena tidak sepakat dengan rancangan kesepakatan Brexit negaranya dengan Uni Eropa yang diajukan May kepada kabinetnya.
Dalam suratnya kepada pemimpin Inggris, Raab mengatakan ia tidak dapat menerima isi kesepakatan Brexit yang disampaikan May setelah janji-janji yang dikemukakan Partai Konservatif dalam manifesto pemilu tahun lalu, dilansir dari CNBC International.
"Untuk bagian saya, saya tidak dapat mendukung kesepakatan itu karena dua alasan. Pertama, saya yakin rezim peraturan yang diajukan untuk Irlandia Utara memberi ancaman yang sangat nyata bagi integritas Kerajaan Inggris."
"Kedua, saya tidak dapat mendukung perjanjian backstop yang tidak terbatas di mana UE memegang hak veto atas kemampuan kami keluar [dari Uni Eropa]," tulisnya dalam surat yang ia publikasikan di akun Twitter-nya yang terverifikasi.
Backstop adalah klausul dalam perjanjian Brexit, yang diatur untuk menjaga perbatasan yang terbuka antara Irlandia Utara yang merupakan wilayah Inggris dengan Republik Irlandia yang adalah anggota Uni Eropa.
Raab sebelumnya ditunjuk oleh May untuk menggantikan David Davis yang mundur Juli lalu.
Di saat yang sama, euro juga menguat 0,18% terhadap dolar sementara dolar indeks yang membandingkan greenback dengan enam mata uang utama dunia melemah tipis 0,02%, menurut data Refinitiv hingga pukul 13.23 WIB.
(wed) Next Article Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi
Pound menguat 0,17% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke US$1,2796 hingga pukul 11.08 WIB, menurut data Refinitiv.
Poundsterling sempat terjun bebas 1,7% hari Kamis dan mencatatkan persentase penurunan terbesarnya sejak 11 Oktober 2016, dilansir dari Reuters.
Dalam suratnya kepada pemimpin Inggris, Raab mengatakan ia tidak dapat menerima isi kesepakatan Brexit yang disampaikan May setelah janji-janji yang dikemukakan Partai Konservatif dalam manifesto pemilu tahun lalu, dilansir dari CNBC International.
"Untuk bagian saya, saya tidak dapat mendukung kesepakatan itu karena dua alasan. Pertama, saya yakin rezim peraturan yang diajukan untuk Irlandia Utara memberi ancaman yang sangat nyata bagi integritas Kerajaan Inggris."
"Kedua, saya tidak dapat mendukung perjanjian backstop yang tidak terbatas di mana UE memegang hak veto atas kemampuan kami keluar [dari Uni Eropa]," tulisnya dalam surat yang ia publikasikan di akun Twitter-nya yang terverifikasi.
Backstop adalah klausul dalam perjanjian Brexit, yang diatur untuk menjaga perbatasan yang terbuka antara Irlandia Utara yang merupakan wilayah Inggris dengan Republik Irlandia yang adalah anggota Uni Eropa.
Raab sebelumnya ditunjuk oleh May untuk menggantikan David Davis yang mundur Juli lalu.
Di saat yang sama, euro juga menguat 0,18% terhadap dolar sementara dolar indeks yang membandingkan greenback dengan enam mata uang utama dunia melemah tipis 0,02%, menurut data Refinitiv hingga pukul 13.23 WIB.
(wed) Next Article Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi
Most Popular