
Fokus Investor
IHSG Mampu Menguat, Cermati Aksi Emiten Berikut
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 November 2018 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,01% ke level 5.835,2 di akhir perdagangan kemarin, Selasa (13/11/18).
Nilai transaksi tercatat Rp 7,88 triliun dengan volume 9,69 miliar unit saham dan frekuensi perdagangan 389.734 kali.
Dari dalam negeri, melejitnya sektor barang konsumsi (+1,03%) dan jasa keuangan (+1,49%) membuat IHSG berhasil mengakhiri hari di zona hijau.
Sektor barang konsumsi melejit seiring dengan kuatnya aksi beli pada 2 saham yakni PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,72%) dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1.46%).
Rupiah yang mampu membalikkan arah membuat investor bersemangat untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU IV: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 3,95%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,51%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,13%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,58%.
Setelah tertekan sejak awal perdagangan kemarin, rupiah akhirnya mampu membalikkan arah dan ditutup menguat 0,03% di pasar spot ke level Rp 14.805/dolar AS.
Sementara itu, berikut aksi-aksi yang dilakukan berbagai emiten yang dirangkum oleh CNBC Indonesia, Rabu (14/11/18).
1. Semen Indonesia Utang Rp 18,97 T untuk Akuisisi Holcim
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan sejumlah bank asing senilai US$ 1,28 miliar (Rp 18,97 triliun, kurs Rp 14.800/US$). Fasilitas ini akan digunakan perusahaan untuk membiayai pengambilalihan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, penandatanganan ini dilakukan melalui anak usahanya PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB).
Fasilitas pinjaman tersebut diberikan oleh sejumlah bank, yakni Bank BNP Paribas, Deutsche Bank AG Singapore Branch, Maybank Kim Eng Securities Ltd, MUFG Bank, dan Standard Chartered Bank.
2. Aturan Direvisi, Adaro Siap-Siap Perpanjang Kontrak Tambang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengajukan revisi PP 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara.
Menanggapi hal ini, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febriati Nadira mengatakan perusahaan akan selalu menyesuaikan dengan peraturan baru tersebut.
Lebih lanjut, Ira, sapaannya, menjelaskan secara resmi perusahaan memang belum mengajukan perpanjangan izin, tetapi persiapan dari awal sudah melalui diskusi dan koordinasi secara berkelanjutan.
3. Harga Saham Drop, LINK akan Buyback Senilai Rp 451 M
PT Link Net Tbk (LINK) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebanyak-banyaknya 75,14 juta saham atau 2,58% dari modal dan disetor yang ditempatkan.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perseroan menganggarkan dana senilai Rp 451 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dalam buyback saham ini.
Pelaksanaan pembelian kembali saham milik LINK ini merupakan salah satu bentuk usaha perseroan untuk meningkatkan kinerja sahamnya.
4. Wow! Unilever Indonesia Bagi Dividen Rp 3,12 T
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2018 kepada para pemegang sahamnya senilai Rp 410/saham dengan total unit saham sebanyak 7,63 miliar.
Direktur & Sekretaris UNVR Sancoyo Antarikso mengatakan bahwa nilai total dari dividen interim tersebut yakni Rp 3,12 triliun yang berasal dari laba bersih perseroan per tanggal 30 Juni 2018.
5. Likuiditas Ketat, Penerbitan DINFRA Jasa Marga Diundur
Penerbitan instrumen investasi Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Toll Mandiri JPT-001 yang rencananya akan dilakukan tahun ini akhir mundur hingga kuartal pertama 2019 karena kondisi market saat ini. Selain itu juga juga memperhitungkan kondisi investor yang mengurangi aktivitas investasi karena ada risiko likuiditas ketat.
DINFRA ini memiliki nilai penerbitan sebesar Rp 1,5 triliun yang akan diterbitkan secara bertahap. Aset yang dijaminkan adalah ruas tol Gempol-Pandaan milik PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan -panjang ruas 13,6 kilometer.
(prm) Next Article SMCB: Dari Soeharto, Hashim Djojohadikusumo hingga Jokowi
Nilai transaksi tercatat Rp 7,88 triliun dengan volume 9,69 miliar unit saham dan frekuensi perdagangan 389.734 kali.
Dari dalam negeri, melejitnya sektor barang konsumsi (+1,03%) dan jasa keuangan (+1,49%) membuat IHSG berhasil mengakhiri hari di zona hijau.
Rupiah yang mampu membalikkan arah membuat investor bersemangat untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU IV: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 3,95%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,51%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,13%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,58%.
Setelah tertekan sejak awal perdagangan kemarin, rupiah akhirnya mampu membalikkan arah dan ditutup menguat 0,03% di pasar spot ke level Rp 14.805/dolar AS.
Sementara itu, berikut aksi-aksi yang dilakukan berbagai emiten yang dirangkum oleh CNBC Indonesia, Rabu (14/11/18).
1. Semen Indonesia Utang Rp 18,97 T untuk Akuisisi Holcim
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan sejumlah bank asing senilai US$ 1,28 miliar (Rp 18,97 triliun, kurs Rp 14.800/US$). Fasilitas ini akan digunakan perusahaan untuk membiayai pengambilalihan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, penandatanganan ini dilakukan melalui anak usahanya PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB).
Fasilitas pinjaman tersebut diberikan oleh sejumlah bank, yakni Bank BNP Paribas, Deutsche Bank AG Singapore Branch, Maybank Kim Eng Securities Ltd, MUFG Bank, dan Standard Chartered Bank.
2. Aturan Direvisi, Adaro Siap-Siap Perpanjang Kontrak Tambang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengajukan revisi PP 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara.
Menanggapi hal ini, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febriati Nadira mengatakan perusahaan akan selalu menyesuaikan dengan peraturan baru tersebut.
Lebih lanjut, Ira, sapaannya, menjelaskan secara resmi perusahaan memang belum mengajukan perpanjangan izin, tetapi persiapan dari awal sudah melalui diskusi dan koordinasi secara berkelanjutan.
3. Harga Saham Drop, LINK akan Buyback Senilai Rp 451 M
PT Link Net Tbk (LINK) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebanyak-banyaknya 75,14 juta saham atau 2,58% dari modal dan disetor yang ditempatkan.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perseroan menganggarkan dana senilai Rp 451 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dalam buyback saham ini.
Pelaksanaan pembelian kembali saham milik LINK ini merupakan salah satu bentuk usaha perseroan untuk meningkatkan kinerja sahamnya.
4. Wow! Unilever Indonesia Bagi Dividen Rp 3,12 T
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2018 kepada para pemegang sahamnya senilai Rp 410/saham dengan total unit saham sebanyak 7,63 miliar.
Direktur & Sekretaris UNVR Sancoyo Antarikso mengatakan bahwa nilai total dari dividen interim tersebut yakni Rp 3,12 triliun yang berasal dari laba bersih perseroan per tanggal 30 Juni 2018.
5. Likuiditas Ketat, Penerbitan DINFRA Jasa Marga Diundur
Penerbitan instrumen investasi Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Toll Mandiri JPT-001 yang rencananya akan dilakukan tahun ini akhir mundur hingga kuartal pertama 2019 karena kondisi market saat ini. Selain itu juga juga memperhitungkan kondisi investor yang mengurangi aktivitas investasi karena ada risiko likuiditas ketat.
DINFRA ini memiliki nilai penerbitan sebesar Rp 1,5 triliun yang akan diterbitkan secara bertahap. Aset yang dijaminkan adalah ruas tol Gempol-Pandaan milik PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan -panjang ruas 13,6 kilometer.
(prm) Next Article SMCB: Dari Soeharto, Hashim Djojohadikusumo hingga Jokowi
Most Popular