Domestik Obral Saham HMSP & GGRM, Saat Asing Memburunya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 November 2018 15:32
Ditengah aksi jual investor domestik, investor asing justru mengoleksi saham HMSP dan GGRM.
Foto: Ilustrasi Produk Rokok (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham emiten rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) gencar dilepas investor pada awal pekan ini. Hingga berita ini ditulis, harga saham HMSP melemah 2,65% ke level Rp 3.310/saham, sementara GGRM melemah 0,61% ke level Rp 77.025/saham.

Pelaku pasar terus menjual kedua saham seiring dengan rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan mengubah metode penghitungan bobot saham-saham penghuni 2 indeks penting yakni LQ45 dan IDX30.

Mulai Februari 2019, BEI akan menggunakan metode free float adjusted index untuk menentukan bobot dari setiap saham penghuni indeks LQ45 dan IDX30, dari yang sebelumnya menggunakan metode capitalization-weighted index. Definisi yang digunakan BEI terkait dengan free float adalah total saham scriptless yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari 5%.

HMSP dan GGRM merupakan 2 saham yang terimbas secara signifikan dari implementasi aturan ini nantinya.

Saat ini, HMSP memiliki bobot sebesar 11,12% dalam indeks IDX30. Nantinya, bobot HMSP akan anjlok menjadi hanya 2,36%.

Sementara itu, saat ini GGRM memiliki bobot sebesar 3,56% dalam indeks IDX30. Nantinya, bobot GGRM akan turun menjadi hanya 1,75%.

Namun, aksi jual ternyata hanya dilakukan oleh investor domestik. Pasalnya, investor asing justru membukukan beli bersih sebesar Rp 52,1 miliar atas saham HMSP, terbesar dibandingkan beli bersih atas saham-saham lainnya. Sementara untuk saham GGRM, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 11,7 miliar.

Ada kemungkinan, kejatuhan harga kedua saham pada hari Jumat lalu (9/11/2018) dinilai sudah terlalu dalam oleh investor asing, sehingga mereka kini melakukan aksi beli. Pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, harga saham HMSP anjlok 10,29%, sementara GGRM terkoreksi 3,13%.

GGRM Lebih Menarik
Jika aksi beli investor asing terus berlanjut, bukan tak mungkin harga saham HMSP dan GGRM akan membukukan reli, terutama jika diikuti oleh aksi beli investor domestik. Jika ini yang terjadi, menjadi penting untuk memilih mana diantara kedua saham tersebut yang berpotensi mencatatkan kenaikan harga lebih banyak.

Dari sisi fundamental, GGRM bisa dikatakan lebih unggul daripada HMSP. Dalam 2 tahun terakhir (2016 dan 2017), pemerintah tercatat selalu menaikkan tarif cukai rokok.

Pada tahun 2015, volume penjualan rokok HMSP adalah sebanyak 109,8 miliar batang. Pada tahun 2016 dan 2017, penjualannya turun menjadi masing-masing 105,5 miliar batang dan 101,3 miliar batang.

Sementara itu, penjualan GGRM pada tahun 2015 adalah sebanyak 78,6 miliar batang, sebelum kemudian turun menjadi 77,1 miliar batang pada tahun 2016. Namun pada tahun 2017, penjualan perusahaan naik menjadi 78,65 miliar batang.

Terlepas dari kenaikan tarif cukai rokok, GGRM masih bisa menaikkan volume penjualannya. Dengan tak dinaikannya tarif cukai rokok pada tahun 2019, maka tekanan bagi GGRM untuk menaikkan harga jual menjadi berkurang. Pada akhirnya, ada ekspektasi bahwa volume penjualan bisa dikerek lebih tinggi lagi.

Masih berbicara mengenai fundamental, sepanjang 9 bulan pertama tahun ini penjualan GGRM tumbuh sebesar 13,6% YoY dan laba bersih tumbuh sebesar 6,3% YoY. Sementara itu, penjualan HMSP pada periode yang sama hanya tumbuh sebesar 7,2% YoY dan laba bersih hanya tumbuh sebesar 3,8% YoY.

Secara valuasi, GGRM bisa dibilang relatif lebih murah dibandingkan HMSP. Mengutip RTI, price-earnings ratio (PER) dari saham GGRM adalah sebesar 19,26x, jauh lebih rendah dibandingkan dengan HMSP yang sudah mencapai 29,91x.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Ini Kata Analis Soal Proyeksi Kinerja GGRM dan HMSP

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular