Minggu Lalu HMSP dan UNVR Diobral, Ini Sebabnya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 November 2018 08:02
Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terkena aksi jual dan turun sampai 10,29% dan saham PT Unilever Tbk (UNVR) terkoreksi 4,67% hanya dalam satu hari.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkanĀ indikator free float untuk dua indeks saham penting yang sudah saat ini, yakni indeks LQ45 dan IDX30. Artinya, dengan bertambahnya indikator ini maka saham-saham dengan jumlah free float-nya lebih besar akan memiliki bobot lebih banyak dan menjadi penggerak untuk indeks tersebut.

Dampaknya sudah terlihat sejak pekan lalu. Investor berbondong-bondong menjual dua saham yang saat ini masih memiliki bobot di dua indeks acuan tersebut. Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terkena aksi jual dan turun sampai 10,29% dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terkoreksi 4,67% hanya dalam satu hari, Jumat (9/11/2018).


Dua saham ini tercatat memiliki bobot terbesar dalam dua indeks tersebut. HMSP memiliki bobot 11,12% dalam indeks IDX30. Nantinya, bobot HMSP akan anjlok menjadi hanya 2,36%. Sementara itu, UNVR memiliki bobot sebesar 8,45% dalam indeks IDX30. Nantinya, bobot UNVR akan anjlok menjadi hanya 3,43%.

Analis menyebutkan bahwa penambahan kriteria penghitungan bobot dalam indeks ini ditujukan untuk memberikan keadilan dalam perdagangan saham-saham emiten di pasar modal. Karena selama ini pergerakan indeks didorong oleh pergerakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar saja.

Secara menyeluruh, dengan diterapkannya sistem ini nantinya akan terjadi penyesuaian (adjustment) yang dilakukan oleh pelaku pasar, terutama untuk manajer investasi yang memiliki produk reksa dana dengan indeks acuannya LQ45 maupun IDX30.

Minggu Lalu HMSP dan UNVR Diobral, Ini SebabnyaIlustrasi Bursa Efek Indonesia (Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rencananya aturan ini akan mulai diterapkan mulai Februari 2019 mendatang.

Bursa menyebutkan bahwa free float ini dimaknai menjadi total saham scriptless yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari 5% yang rasionya relatif terhadap total saham tercatat.


Tujuannya dilakukannya penyesuaian ini adalah untuk memberikan gambaran riil nilai saham yang dapat diperoleh investor dengan mengecualikan nilai saham yang dimiliki pemegang saham pengendali.

Selain itu, metode ini juga dinilai akan meningkatkan efisiensi portofolio dengan berkurangnya bobot saham-saham free float rendah sehingga emiten akan lebih meningkatkan jumlah saham free float-nya.
(prm) Next Article Tegas! BEI Akan Degradasi Emiten yang Bandel Soal Free Float

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular