
Menanti Rilis CAD yang Bikin Gelisah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 November 2018 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III-2018 diproyeksikan kembali tekor. Data CAD yang akan dirilis Bank Indonesia hari ini berpotensi jadi yang terburuk sejak empat tahun lalu.
Melihat proyeksi beberapa analis dan diestimasi kembali oleh CNBC Indonesia dengan melihat rentang beserta rata-rata dari proyeksi, maka CAD pada kuartal III-2018 bakal berada di 3,3%-3,4% dari produk domestik bruto (PDB).
Sementara itu, estimasi defisit neraca transaksi berjalan bisa mencapai US$ 8,5 - US$ 9 miliar. Empat tahun lalu atau tepatnya Juni 2014, defisif neraca transaksi berjalan mencapai US$ 9,11 miliar atau 4,3% dari PDB.
Dalam sebuah dokumen yang dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), CAD berdasarkan perhitungan bank sentral bakal melebar ke 3,34% dari PDB. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi kuartal II-2018.
Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan arus devisa dari perdagangan barang dan jasa, yang dianggap mumpuni, dan mampu menopang nilai tukar dalam jangka panjang karena tidak mudah keluar-masuk seperti portofolio di sektor keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, transaksi berjalan yang mengalami defisit bagi sebuah negara, tak terkecuali Indonesia bukanlah sebuah dosa.
"Defisit transaksi berjalan bukanlah sebuah dosa, apalagi untuk negara berkembang seperti Indonesia. Sepanjang defisit tersebut memang digunakan untuk impor barang yang produktif," kata Sri Mulyani
dalam beberapa tahun terakhir, Sri Mulyani mengakui Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan. Namun, hal tersebut sejatinya bisa dikompensasi oleh derasnya aliran modal ke Indonesia.
Meski demikian, pada tahun ini defisit tersebut tidak bisa terkompensasi karena larinya arus modal dari Indonesia sebagai dampak normalisasi ekonomi global, yakni kenaikan bunga acuan bank sentral AS.
"Sehingga, dampaknya terjadi pelemahan terhadap nilai tukar rupiah," kata Sri Mulyani.
(roy) Next Article Ramalan BI: CAD 2020 Rendah, di Bawah 2% PDB
Melihat proyeksi beberapa analis dan diestimasi kembali oleh CNBC Indonesia dengan melihat rentang beserta rata-rata dari proyeksi, maka CAD pada kuartal III-2018 bakal berada di 3,3%-3,4% dari produk domestik bruto (PDB).
Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan arus devisa dari perdagangan barang dan jasa, yang dianggap mumpuni, dan mampu menopang nilai tukar dalam jangka panjang karena tidak mudah keluar-masuk seperti portofolio di sektor keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, transaksi berjalan yang mengalami defisit bagi sebuah negara, tak terkecuali Indonesia bukanlah sebuah dosa.
"Defisit transaksi berjalan bukanlah sebuah dosa, apalagi untuk negara berkembang seperti Indonesia. Sepanjang defisit tersebut memang digunakan untuk impor barang yang produktif," kata Sri Mulyani
dalam beberapa tahun terakhir, Sri Mulyani mengakui Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan. Namun, hal tersebut sejatinya bisa dikompensasi oleh derasnya aliran modal ke Indonesia.
Meski demikian, pada tahun ini defisit tersebut tidak bisa terkompensasi karena larinya arus modal dari Indonesia sebagai dampak normalisasi ekonomi global, yakni kenaikan bunga acuan bank sentral AS.
"Sehingga, dampaknya terjadi pelemahan terhadap nilai tukar rupiah," kata Sri Mulyani.
(roy) Next Article Ramalan BI: CAD 2020 Rendah, di Bawah 2% PDB
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular