
Fokus Investor
Perhatikan Aksi 8 Emiten Ini Sebelum Perdagangan Dibuka
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 November 2018 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan kemarin, Kamis (8/11/2018), dengan penguatan sebesar 0,62% ke level 5.976,81. IHSG telah membukukan penguatan selama delapan hari berturut-turut, menjadikannya rentetan penguatan terpanjang yang pernah terjadi sejak Juli 2018.
Terdapat beberapa kabar emiten kemarin yang layak disimak sebelum perdagangan hari ini, Jumat, dibuka.
1. Gandeng Huadin, PTBA Ekspor 2 Juta Ton Per Tahun ke Tiongkok
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Huadian Trading International dalam acara China International Import Expo, Selasa (6/11). MoU ini terkait dengan kerja sama ekspor pasokan batubara sebesar 2 juta ton per tahun untuk lima tahun ke depan.
2. Kinerja Kurang Memuaskan, Saham Matahari Melonjak Hampir 10%
Tercatat saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) bergerak cukup liar pada perdagangan hari Kamis, melanjutkan penguatan yang terjadi Rabu. Harga saham perseroan menguat 9,94% atau 470 poin ke level Rp 5.200/saham. Tercatat saham LPPF ditransaksikan sebanyak 6.735 kali dengan volume perdagangan sebanyak 20,74 juta unit saham senilai Rp 105,4 miliar.
Kenaikan harga saham ini sebenarnya berbanding terbalik dengan kinerja keuangan terakhir yang dirilis perseroan. Pada kuartal III-2018, laba bersih LPPF turun 0,59% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,49 triliun.
3. Inalum Terbitkan US$ 4 M untuk Ambil Freeport, Ini Bunganya
PT Inalum (Persero) resmi menerbitkan obligasi global senilai US$4 miliar tanggal 8 November waktu London. Obligasi ini yang akan digunakan perusahaan untuk mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia menjadi 51% milik negara.
Berdasarkan data yang diperoleh CNBC Indonesia, Kamis (8/11/2018), obligasi tersebut memiliki empat tenor, yakni tiga tahun dengan penerbitan US$1 miliar dan imbal hasil 5,5%, tenor lima tahun dengan menerbitkan US$1,25 miliar dan imbal hasil 6%, tenor 10 tahun dengan menerbitkan US$1 miliar dan imbal hasil 6,875%, serta tenor 30 tahun dengan menerbitkan US$750 juta dan imbal hasil 7,375%.
4. Sebelum Tutup Tahun Ini, BNI Siap Masuk Proyek Tol Rp 32 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bakal masuk untuk membiayai tiga proyek jalan tol yang total nilainya Rp 32 triliun lebih. Jumlah pembiayaan yang akan diberikan BNI ke proyek tol ini akan segera diputuskan.
5. Anak Usaha WSKT Beri Pinjaman Senilai Rp 498,7 M
Entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yakni PT Waskita Toll Road (WTR) memberikan fasilitas pinjaman senilai Rp 498,7 miliar kepada dua perusahaan yang masih terafiliasi dengan perseroan, yaitu PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR) dan PT Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR), untuk memenuhi kebutuhan dana operasional dan investasi hingga akhir tahun ini.
6. Rupiah Bergejolak, Bos Indofood Putar Otak tak Naikkan Harga
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Welirang menjelaskan pandangannya terkait gejolak rupiah. Hal itu disampaikan kepada CNBC Indonesia saat ditemui di acara konferensi pers Filantropi Indonesia Festival di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
"Industri makanan dan minuman itu sulit diambil ukurannya dari lemahnya rupiah atau menguatnya dolar. Saya kira lebih ukurannya terhadap konsumen," kata Franky, sapaan akrab Franciscus.
Dia menuturkan, untuk bertahan, produsen industri makanan dan minuman akan berputar otak serta mempertahankan harga produk. Produsen juga akan mencari alternatif bahan baku dalam negeri.
7. Asing Borong Lagi Saham GarudaFood, 2 Hari Rp 917,78 M
Saham PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) pada perdagangan pagi ini diborong investor asing. Nilai akumulasi beli bersih (net buy) asing pada saham ini mencapai Rp 284,67 miliar yang merupakan kelanjutan dari net buy yang terjadi kemarin.
Hingga pukul 09.45 WIB, setelah net buy investor asing tersebut harga saham GOOD tercatat naik 1,47% ke level harga Rp 2.070/saham. Pada perdagangan kemarin, asing memburu saham GOOD sebesar Rp 633,11 miliar.
Artinya dalam dua hari perdagangan ini, nilai akumulasi net buy investor asing pada saham ini mencapai Rp 917,78 miliar.
8. Baru Sebulan IPO, HK Metal Lapor Laba Naik 184%
PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) mencatatkan kinerja signifikan hingga kuartal III-2018 dengan membukukan kenaikan laba signifikan, tercatat laba bersih senilai Rp 52,45 miliar. Jumlah ini meningkat 184% dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal III-2017 senilai Rp 18,47 miliar.
(prm) Next Article Inalum Berencana Tambah Kepemilikan di Bukit Asam
Terdapat beberapa kabar emiten kemarin yang layak disimak sebelum perdagangan hari ini, Jumat, dibuka.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Huadian Trading International dalam acara China International Import Expo, Selasa (6/11). MoU ini terkait dengan kerja sama ekspor pasokan batubara sebesar 2 juta ton per tahun untuk lima tahun ke depan.
2. Kinerja Kurang Memuaskan, Saham Matahari Melonjak Hampir 10%
Tercatat saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) bergerak cukup liar pada perdagangan hari Kamis, melanjutkan penguatan yang terjadi Rabu. Harga saham perseroan menguat 9,94% atau 470 poin ke level Rp 5.200/saham. Tercatat saham LPPF ditransaksikan sebanyak 6.735 kali dengan volume perdagangan sebanyak 20,74 juta unit saham senilai Rp 105,4 miliar.
Kenaikan harga saham ini sebenarnya berbanding terbalik dengan kinerja keuangan terakhir yang dirilis perseroan. Pada kuartal III-2018, laba bersih LPPF turun 0,59% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,49 triliun.
3. Inalum Terbitkan US$ 4 M untuk Ambil Freeport, Ini Bunganya
PT Inalum (Persero) resmi menerbitkan obligasi global senilai US$4 miliar tanggal 8 November waktu London. Obligasi ini yang akan digunakan perusahaan untuk mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia menjadi 51% milik negara.
Berdasarkan data yang diperoleh CNBC Indonesia, Kamis (8/11/2018), obligasi tersebut memiliki empat tenor, yakni tiga tahun dengan penerbitan US$1 miliar dan imbal hasil 5,5%, tenor lima tahun dengan menerbitkan US$1,25 miliar dan imbal hasil 6%, tenor 10 tahun dengan menerbitkan US$1 miliar dan imbal hasil 6,875%, serta tenor 30 tahun dengan menerbitkan US$750 juta dan imbal hasil 7,375%.
4. Sebelum Tutup Tahun Ini, BNI Siap Masuk Proyek Tol Rp 32 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bakal masuk untuk membiayai tiga proyek jalan tol yang total nilainya Rp 32 triliun lebih. Jumlah pembiayaan yang akan diberikan BNI ke proyek tol ini akan segera diputuskan.
5. Anak Usaha WSKT Beri Pinjaman Senilai Rp 498,7 M
Entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yakni PT Waskita Toll Road (WTR) memberikan fasilitas pinjaman senilai Rp 498,7 miliar kepada dua perusahaan yang masih terafiliasi dengan perseroan, yaitu PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR) dan PT Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR), untuk memenuhi kebutuhan dana operasional dan investasi hingga akhir tahun ini.
6. Rupiah Bergejolak, Bos Indofood Putar Otak tak Naikkan Harga
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Welirang menjelaskan pandangannya terkait gejolak rupiah. Hal itu disampaikan kepada CNBC Indonesia saat ditemui di acara konferensi pers Filantropi Indonesia Festival di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
"Industri makanan dan minuman itu sulit diambil ukurannya dari lemahnya rupiah atau menguatnya dolar. Saya kira lebih ukurannya terhadap konsumen," kata Franky, sapaan akrab Franciscus.
Dia menuturkan, untuk bertahan, produsen industri makanan dan minuman akan berputar otak serta mempertahankan harga produk. Produsen juga akan mencari alternatif bahan baku dalam negeri.
7. Asing Borong Lagi Saham GarudaFood, 2 Hari Rp 917,78 M
Saham PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) pada perdagangan pagi ini diborong investor asing. Nilai akumulasi beli bersih (net buy) asing pada saham ini mencapai Rp 284,67 miliar yang merupakan kelanjutan dari net buy yang terjadi kemarin.
Hingga pukul 09.45 WIB, setelah net buy investor asing tersebut harga saham GOOD tercatat naik 1,47% ke level harga Rp 2.070/saham. Pada perdagangan kemarin, asing memburu saham GOOD sebesar Rp 633,11 miliar.
Artinya dalam dua hari perdagangan ini, nilai akumulasi net buy investor asing pada saham ini mencapai Rp 917,78 miliar.
8. Baru Sebulan IPO, HK Metal Lapor Laba Naik 184%
PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) mencatatkan kinerja signifikan hingga kuartal III-2018 dengan membukukan kenaikan laba signifikan, tercatat laba bersih senilai Rp 52,45 miliar. Jumlah ini meningkat 184% dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal III-2017 senilai Rp 18,47 miliar.
(prm) Next Article Inalum Berencana Tambah Kepemilikan di Bukit Asam
Most Popular