
Ramalan BI: CAD 2020 Rendah, di Bawah 2% PDB
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
22 April 2020 14:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit/CAD 2020 bakal rendah, yaitu di bawah 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini akan menjadi pijakan bagi penguatan nilai tukar rupiah.
"Defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2020 lebih rendah dari 1,5% PDB. Untuk keseluruhan 2020 akan lebih rendah dari 2% PDB, jauh lebih terkendali. Secara fundamental, ini akan membawa penguatan nilai tukar rupiah," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini secara virtual, Rabu (22/4/2020).
Hari ini pada pukul 14:23 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.480. Rupiah melemah 0,52% dibandingkan posisi penutupan kemarin.
Menurut Perry, pergerakan kurs rupiah secara harian lebih disebabkan oleh sentimen teknikal jangka pendek. Kebetulan dalam dua hari terakhir ada sentimen negatif di pasar keuangan global yaitu kejatuhan harga minyak.
"Hari ini dan kemarin, faktor teknikal misalnya harga minyak jatuh, itu berpengaruh. Demikian juga geopolitik, misalnya mengenai Korea Utara," kata Perry.
Namun dengan fundamental rupiah yang membaik, Perry masih meyakini bahwa rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat. Perry masih memegang proyeksi rupiah akan bergerak ke arah Rp 15.000/US$ pada akhir tahun ini.
"Kami melihat ke depan dengan berbagai langkah penanganan Covid-19, baik dari aspek kesehatan maupun stimulus di dunia dan Indonesia, akan mendorong investasi portofolio dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Itu mengapa kami meyakini rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat mengarah ke Rp 15.000/US$ pada akhir 2020," tegas Perry.
(aji/aji) Next Article Pak Jokowi, Ini Kunci Tekan CAD: Indonesia Harus Berdikari
"Defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2020 lebih rendah dari 1,5% PDB. Untuk keseluruhan 2020 akan lebih rendah dari 2% PDB, jauh lebih terkendali. Secara fundamental, ini akan membawa penguatan nilai tukar rupiah," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini secara virtual, Rabu (22/4/2020).
Hari ini pada pukul 14:23 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.480. Rupiah melemah 0,52% dibandingkan posisi penutupan kemarin.
"Hari ini dan kemarin, faktor teknikal misalnya harga minyak jatuh, itu berpengaruh. Demikian juga geopolitik, misalnya mengenai Korea Utara," kata Perry.
Namun dengan fundamental rupiah yang membaik, Perry masih meyakini bahwa rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat. Perry masih memegang proyeksi rupiah akan bergerak ke arah Rp 15.000/US$ pada akhir tahun ini.
"Kami melihat ke depan dengan berbagai langkah penanganan Covid-19, baik dari aspek kesehatan maupun stimulus di dunia dan Indonesia, akan mendorong investasi portofolio dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Itu mengapa kami meyakini rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat mengarah ke Rp 15.000/US$ pada akhir 2020," tegas Perry.
(aji/aji) Next Article Pak Jokowi, Ini Kunci Tekan CAD: Indonesia Harus Berdikari
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular