
Bos BI Sebut Puncak Kepanikan Investor Sudah Berlalu, Yakin?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
22 April 2020 14:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan kepanikan di pasar global sudah mereda. Puncaknya pada pekan kedua Maret 2020 lalu.
Hal ini ditujukkan dari premi risiko global atau biasa dilihat dari global volatility index sebelum covid-19 mencapai 18,8. Dan pada Maret mencapai 83,2.
"Data terakhir menunjukkan 43,8. Artinya memang kepanikan pasar keuangan global puncaknya pada pekan kedua Maret 2020. Berangsur mereda dan sekarang 43,8."
"Ketidakpastian masih berlangsung, sebelum Covid-19 masih tinggi, tapi relatif rendah saat setelah pekan kedua Maret 2020," kata Perry dalam konferensi persnya di Channel Youtube BI, Rabu (22/4/2020).
Menurutnya hal ini akan membuat nilai tukar rupiah akan terus menguat. Bahkan Perry pede rupiah bisa mengarah ke Rp 15.000/US$ di akhir 2020.
"Kami meyakini rupiah menguat mengarah ke Rp 15.000 per dolar di akhir 2020," kata Perry.
Hingga saat ini nilai rupiah menurut Perry masih terlalu murah atau undervalue. Untuk itu ke depan masih bisa lebih kuat karena confidence pasar.
(dru) Next Article Belum Berhenti Menguat, Rupiah Tembus 13.500-an Per Dolar AS
Hal ini ditujukkan dari premi risiko global atau biasa dilihat dari global volatility index sebelum covid-19 mencapai 18,8. Dan pada Maret mencapai 83,2.
"Data terakhir menunjukkan 43,8. Artinya memang kepanikan pasar keuangan global puncaknya pada pekan kedua Maret 2020. Berangsur mereda dan sekarang 43,8."
Menurutnya hal ini akan membuat nilai tukar rupiah akan terus menguat. Bahkan Perry pede rupiah bisa mengarah ke Rp 15.000/US$ di akhir 2020.
"Kami meyakini rupiah menguat mengarah ke Rp 15.000 per dolar di akhir 2020," kata Perry.
Hingga saat ini nilai rupiah menurut Perry masih terlalu murah atau undervalue. Untuk itu ke depan masih bisa lebih kuat karena confidence pasar.
(dru) Next Article Belum Berhenti Menguat, Rupiah Tembus 13.500-an Per Dolar AS
Most Popular