
Internasional
Industri Manufaktur Kecil & Menengah China Tumbuh Tipis
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 November 2018 16:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas pabrik China tumbuh pada bulan Oktober meskipun ada perang dagang yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat (AS), menurut hasil survei perusahaan kecil dan menengah di China.
Pada hari Kamis (1/11/2018), Caixin dan IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' index (PMI) Oktober adalah 50,1 untuk Oktober, mengalahkan ekspektasi analis. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks itu akan merosot sedikit menjadi 49,9 dari 50,0 di September.
Pembacaan di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara pembacaan di bawah ini menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Meskipun angka headline itu lebih baik dari perkiraan dan sedikit pertumbuhan dalam aktivitas manufaktur untuk Oktober, namun pembacaan rinci dari survei menunjukkan pelambatan dalam ekonomi China.
Sub-indeks untuk pesanan baru pada bulan September meningkat dari rekor terendah dalam dua tahun terakhir tetapi tetap di wilayah negatif. Penjualan ekspor baru turun untuk tujuh bulan berturut-turut.
"Perekonomian China belum mengalami perbaikan yang jelas," kata Zhengsheng Zhong, direktur analisis ekonomi makro di CEBM Group, anak perusahaan Caixin dalam siaran pers, dikutip dari CNBC International.
"Secara keseluruhan, ekspansi di seluruh sektor manufaktur masih lemah. Produksi dan kepercayaan bisnis terus mendingin meski permintaan stabil. Tekanan pada biaya produksi tidak mereda," tambahnya.
Pada hari Rabu, China melaporkan pertumbuhan manufaktur terlemah di negara itu dalam lebih dari dua tahun.
PMI manufaktur resmi adalah 50,2 pada bulan Oktober, lebih rendah dari 50,6 yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters.
Indeks resmi PMI China berfokus pada perusahaan besar dan perusahaan milik negara, sementara survei swasta oleh Caixin dan IHS fokus pada usaha kecil dan menengah.
Oktober adalah bulan penuh pertama setelah tarif AS terakhir diberlakukan dan akan ada tarif impor tambahan untuk barang satu sama lainnya pada 24 September.
Meskipun data manufaktur China di Oktober positif, namun akan ada lebih banyak tekanan dari tarif impor AS dalam beberapa bulan ke depan, kata Wang Tao, kepala penelitian ekonomi China di UBS Investment Bank. PMI manufaktur kemungkinan akan turun di bawah 50 pada bulan November dan Desember, kata Wang kepada CNBC, Kamis.
"Q4 dan Q1 tahun depan akan merasakan beban dari dampak tarif impor," tambahnya.
Data ekonomi dari China sedang diawasi ketat di tengah perang dagang antara dua raksasa ekonomi.
Meskipun data ekonomi dari China telah bertahan hingga tahun ini, bahkan di tengah-tengah sengketa perdagangan dengan AS, para analis mengatakan banyak eksportir bergegas untuk mengirimkan produknya sebelum tarif impor Amerika atas barang-barang lainnya diterapkan.
Pertumbuhan China yang mencapai 6,5 % pada kuartal ketiga tahun ini, merupakan laju terlemahnya sejak kuartal pertama 2009.
Bahkan sebelum terjadi perang dagang dengan AS tahun ini, Beijing sudah mencoba mengelola perlambatan ekonomi setelah mengalami pertumbuhan yang mengecewakan selama tiga dekade.
Perang dagang dengan AS sekarang mempersulit upaya tersebut, dengan analis memperkirakan Beijing akan mendorong pelonggaran kebijakan untuk mengelola ancaman yang muncul dari perselisihan bilateral itu.
Pada hari Rabu, badan pembuat keputusan utama Partai Komunis, politburo China, mengatakan negara itu akan mengambil langkah yang lebih tepat untuk mendukung ekonominya, yang menghadapi tekanan yang meningkat, lapor kantor berita Xinhua.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Perang Dagang, Pertumbuhan Manufaktur China Lesu di Agustus
Pada hari Kamis (1/11/2018), Caixin dan IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' index (PMI) Oktober adalah 50,1 untuk Oktober, mengalahkan ekspektasi analis. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks itu akan merosot sedikit menjadi 49,9 dari 50,0 di September.
Pembacaan di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara pembacaan di bawah ini menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Sub-indeks untuk pesanan baru pada bulan September meningkat dari rekor terendah dalam dua tahun terakhir tetapi tetap di wilayah negatif. Penjualan ekspor baru turun untuk tujuh bulan berturut-turut.
"Perekonomian China belum mengalami perbaikan yang jelas," kata Zhengsheng Zhong, direktur analisis ekonomi makro di CEBM Group, anak perusahaan Caixin dalam siaran pers, dikutip dari CNBC International.
"Secara keseluruhan, ekspansi di seluruh sektor manufaktur masih lemah. Produksi dan kepercayaan bisnis terus mendingin meski permintaan stabil. Tekanan pada biaya produksi tidak mereda," tambahnya.
Pada hari Rabu, China melaporkan pertumbuhan manufaktur terlemah di negara itu dalam lebih dari dua tahun.
PMI manufaktur resmi adalah 50,2 pada bulan Oktober, lebih rendah dari 50,6 yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters.
Indeks resmi PMI China berfokus pada perusahaan besar dan perusahaan milik negara, sementara survei swasta oleh Caixin dan IHS fokus pada usaha kecil dan menengah.
![]() |
Meskipun data manufaktur China di Oktober positif, namun akan ada lebih banyak tekanan dari tarif impor AS dalam beberapa bulan ke depan, kata Wang Tao, kepala penelitian ekonomi China di UBS Investment Bank. PMI manufaktur kemungkinan akan turun di bawah 50 pada bulan November dan Desember, kata Wang kepada CNBC, Kamis.
"Q4 dan Q1 tahun depan akan merasakan beban dari dampak tarif impor," tambahnya.
Data ekonomi dari China sedang diawasi ketat di tengah perang dagang antara dua raksasa ekonomi.
Meskipun data ekonomi dari China telah bertahan hingga tahun ini, bahkan di tengah-tengah sengketa perdagangan dengan AS, para analis mengatakan banyak eksportir bergegas untuk mengirimkan produknya sebelum tarif impor Amerika atas barang-barang lainnya diterapkan.
Pertumbuhan China yang mencapai 6,5 % pada kuartal ketiga tahun ini, merupakan laju terlemahnya sejak kuartal pertama 2009.
Bahkan sebelum terjadi perang dagang dengan AS tahun ini, Beijing sudah mencoba mengelola perlambatan ekonomi setelah mengalami pertumbuhan yang mengecewakan selama tiga dekade.
Perang dagang dengan AS sekarang mempersulit upaya tersebut, dengan analis memperkirakan Beijing akan mendorong pelonggaran kebijakan untuk mengelola ancaman yang muncul dari perselisihan bilateral itu.
Pada hari Rabu, badan pembuat keputusan utama Partai Komunis, politburo China, mengatakan negara itu akan mengambil langkah yang lebih tepat untuk mendukung ekonominya, yang menghadapi tekanan yang meningkat, lapor kantor berita Xinhua.
(prm) Next Article Perang Dagang, Pertumbuhan Manufaktur China Lesu di Agustus
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular