
Kata Rizal Ramli Soal Peringkat EODB RI Turun
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 November 2018 09:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli buka suara mengenai peringkat Ease of Doing Business Indonesia (EODB) yang berada di posisi 73 dalam laporan terbaru Bank Dunia.
Posisi tersebut tercatat turun satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun indeks yang diraih pemerintah naik 1,42 menjadi 67,96. Adapun penilaian ini, dilakukan di dua kota yaitu Jakarta dan Surabaya.
Meski demikian, raihan ini tentu tak seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo yang menginginkan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia bisa melompat minimal di posisi 50 tahun ini.
"Saya tetap ngomong ke Menko, saya enggak mau hanya 72. Tahun depan paling tidak 50, tahun depannya lagi baru masuk ke target yang saya berikan, 40," tegas Jokowi satu tahun yang lalu.
Lantas, apa kata Rizal Ramli mengenai posisi EODB yang turun?
Rizal memandang, negara-negara di kawasan Asia Timur saat ini justru lebih memilih Vietnam untuk berinvestasi dibandingkan Indonesia. Negara tersebut, kata dia, paling siap menghadapi dinamika ketidakpastian global.
"Negara Asia Timur Jepang, Korea, Taiwan laksanakan kebijakan investasi looking south. Vietnam paling siap. Indonesia harusnya bisa memanfaatkan momentum pergeseran itu," kata Rizal kepada CNBC Indonesia.
Peringkat kemudahan berusaha Vietnam dalam laporan terbaru Bank Dunia berada di posisi 69, atau lebih baik dibandingkan Indonesia. Hanya Filipina, Kamboja, Laos, dan Myanmar yang peringkatnya di bawah Indonesia.
Dalam laporan terbarunya, Bank Duna mencatat ada empat penurunan di empat bidang dari 10 indikator yang dinilai. Keempat bidang itu adalah dealing with construction (dai 108 menjadi 112).
Kemudian protecting minority investors (dari 43 menjadi 51), trading across border (dari 112 menjadi 116), dan enforcing contracts (dari 145 menjadi 146), menurut laporan tersebut.
(roy) Next Article Pak Jokowi, Soal Kemudahan Izin Bisnis yang Menang Myanmar
Posisi tersebut tercatat turun satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun indeks yang diraih pemerintah naik 1,42 menjadi 67,96. Adapun penilaian ini, dilakukan di dua kota yaitu Jakarta dan Surabaya.
Lantas, apa kata Rizal Ramli mengenai posisi EODB yang turun?
Rizal memandang, negara-negara di kawasan Asia Timur saat ini justru lebih memilih Vietnam untuk berinvestasi dibandingkan Indonesia. Negara tersebut, kata dia, paling siap menghadapi dinamika ketidakpastian global.
"Negara Asia Timur Jepang, Korea, Taiwan laksanakan kebijakan investasi looking south. Vietnam paling siap. Indonesia harusnya bisa memanfaatkan momentum pergeseran itu," kata Rizal kepada CNBC Indonesia.
Peringkat kemudahan berusaha Vietnam dalam laporan terbaru Bank Dunia berada di posisi 69, atau lebih baik dibandingkan Indonesia. Hanya Filipina, Kamboja, Laos, dan Myanmar yang peringkatnya di bawah Indonesia.
Dalam laporan terbarunya, Bank Duna mencatat ada empat penurunan di empat bidang dari 10 indikator yang dinilai. Keempat bidang itu adalah dealing with construction (dai 108 menjadi 112).
Kemudian protecting minority investors (dari 43 menjadi 51), trading across border (dari 112 menjadi 116), dan enforcing contracts (dari 145 menjadi 146), menurut laporan tersebut.
(roy) Next Article Pak Jokowi, Soal Kemudahan Izin Bisnis yang Menang Myanmar
Most Popular