Saham Boeing Anjlok 6,6%, Karena Lion Air JT 610 Jatuh?

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
30 October 2018 06:52
Saham Boeing yang diperdagangkan di Wall Street terjun bebas 6,6% pada perdagangan hari Senin (29/10/2018).
Pabrik pesawat Boeing (Foto: REUTERS/Randall Hill)
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Boeing yang diperdagangkan di Wall Street terjun bebas 6,6% pada perdagangan hari Senin (29/10/2018) dan mencetak kinerja harian terburuknya sejak Februari 2016.

Saham raksasa teknologi penerbangan dan ruang angkasa itu awalnya dibuka di zona positif dengan harga US$360,55 (Rp 5,5 juta) per unit saham sebelum berbalik arah dan mengalami aksi jual sepanjang sesi perdagangan, CNBC International melaporkan.


Sebagian besar pelemahan Boeing terjadi setelah muncul kabar bahwa Amerika Serikat (AS) sedang bersiap untuk mengenakanĀ tarif impor baru terhadap produk-produk asal China yang sejauh ini belum dikenakan bea masuk. Hal itu akan dilakukan jika pembicaraan perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping gagal membuahkan hasil.

"Boeing adalah eksportir terbesar, bea impor baru apapun akan berdampak pada mereka secara langsung. Mereka mengekspor sekitar 80% dari apa yang mereka buat dan mereka membuat 90% dari produk itu di Amerika Serikat," kata Sheila Kahyaoglu, analis dari Jefferies, kepada CNBC.

"Ketika Trump melakukan hal ini, ia perlu berhati-hati sebab Boeing adalah perusahaan pemberi kerja yang besar."

Saham Boeing Anjlok 6,6%, Karena Lion Air JT610 Jatuh?Foto: infografis/Sejarah Lion Air Bersama Boeing/Aristya Rahadian Krisabella
Dow Jones Industrial Average rontok sekitar 200 poin hari Senin dan Boeing berkontribusi sekitar 160 poin terhadap pelemahan itu.

Pengumuman bea impor baru terhadap barang-barang made in China bisa terjadi sekitar Desember dan menargetkan seluruh produk China yang saat ini belum dikenai tarif masuk. Nilai total produk tersebut mencapai sekitar US$257 miliar, menurut laporan Bloomberg News.

Saham Boeing telah turun 9,5% di Oktober meskipun melaporkan kinerja keuangan kuartal ketiga yang kuat. Saham ini sedang menuju kinerja bulanan terburuknya sejak anjlok 16,9% di Januari 2016.

Boeing telah menaikkan proyeksi labanya di 2018 akibat lonjakan pendapatan. CEO Dennis Muilenberg mengatakan perusahaannya mempertahankan "pandangan jangka panjang" terhadap lingkungan perdagangan.

"Secara khusus mengenai hubungan AS-China, kami berhubungan sangat erat dengan maskapai China yang menjadi konsumen kami dan juga kepemimpinan di China, termasuk dengan pemerintah AS dan kedua negara memiliki minat terhadap industri ruang angkasa yang sehat," kata Muilenberg dalam conference call pengumuman kinerja kuartal ketiga beberapa waktu lalu.


Selain itu, pesawat Boeing 737 MAX 8 baru yang dioperasikan Lion Air jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin. Ini adalah kecelakaan pertama yang melibatkan tipe pesawat terlaris ini.

Pesawat tersebut membawa 189 orang saat kehilangan kontak dan kemudian jatuh ke laut dalam penerbangan berkode JT 610 menuju Pangkal Pinang dari Jakarta.

Saat ini otoritas masih mencari para korban dan black box pesawat untuk menentukan penyebab kecelakaan itu. PihakĀ Boeing dan perusahaan pembuat mesin pesawat 737 MAX 8, CFM, telah menyatakan siap untuk memberikan bantuan teknis bila diperlukan.


(prm) Next Article Banjir Berita Baik, Wall Street Happy Monday

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular