
Analis Ini Sebut PDB RI di Tahun Politik Hanya Tumbuh 4,9%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 October 2018 18:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi 2019 hanya akan tumbuh sebesar 4,9%. Angka tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN 2019 yang sebesar 5,3%.
Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean menyebutkan prediksi ini didasari oleh faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yang cenderung lebih ketat di 2019 yang dinilai tak cukup mampu untuk mengangkat pertumbuhan investasi.
"Karena monetary policy-nya sedikit kontraksi, fiskal juga lebih ketat, inflow mungkin lebih baik daripada tahun ini, tapi tidak cukup untuk mengangkat investment growth di tahun depan," kata Adrian di Financial Hall, Jakarta, Senin (29/10).
Dia menuturkan, tahun 2019 dipenuhi dengan ketidakpastian terkait tingkat suku bunga, baik dalam negeri maupun secara global karena kebijakan Amerika untuk terus menaikkan tingkat suku bunganya.
Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat tahun depan juga dinilai masih akan rendah, hal ini menjadi salah satu faktor kenapa pertumbuhan ekonomi jadi rendah pada 2019.
"Kecuali ada kebijakan yang sifatnya substantif, signifikaan, tapi tidak tahu apa," imbuh dia.
Untuk diketahui pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,3%. Berikut asumsi makro dalam RUU APBN 2019.
* Pertumbuhan Ekonomi : 5,3%
* Inflasi : 3,5%
* Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan : 5,3%
* Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$) : 15.000
* Harga Minyak Mentah (US$/Barel) : 70
* Lifting Minyak (Ribu Barel per Hari) : 775
* Lifting Gas (Ribu Barel Per Hari) : 1.250
* Cost Recovery (miliar dolar) : 10,22
(dru) Next Article Ekonomi China Selow, Perbankan RI Bakal Kena Getahnya?
Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean menyebutkan prediksi ini didasari oleh faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yang cenderung lebih ketat di 2019 yang dinilai tak cukup mampu untuk mengangkat pertumbuhan investasi.
"Karena monetary policy-nya sedikit kontraksi, fiskal juga lebih ketat, inflow mungkin lebih baik daripada tahun ini, tapi tidak cukup untuk mengangkat investment growth di tahun depan," kata Adrian di Financial Hall, Jakarta, Senin (29/10).
Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat tahun depan juga dinilai masih akan rendah, hal ini menjadi salah satu faktor kenapa pertumbuhan ekonomi jadi rendah pada 2019.
"Kecuali ada kebijakan yang sifatnya substantif, signifikaan, tapi tidak tahu apa," imbuh dia.
Untuk diketahui pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,3%. Berikut asumsi makro dalam RUU APBN 2019.
* Pertumbuhan Ekonomi : 5,3%
* Inflasi : 3,5%
* Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan : 5,3%
* Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$) : 15.000
* Harga Minyak Mentah (US$/Barel) : 70
* Lifting Minyak (Ribu Barel per Hari) : 775
* Lifting Gas (Ribu Barel Per Hari) : 1.250
* Cost Recovery (miliar dolar) : 10,22
(dru) Next Article Ekonomi China Selow, Perbankan RI Bakal Kena Getahnya?
Most Popular