The Fed Hawkish, Stabilitas Sektor Keuangan RI Masih Terjaga

Roy Franedya, CNBC Indonesia
25 October 2018 11:04
Dinamika di pasar keuangan masih berlanjut seiring masih tingginya downside risk di lingkup global lantara berlanjutnya trade war dan pengetatan likuiditas.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC IndonesiaPerang dagang AS-China dan Kebijakan hawkish bank sentral AS masih menjadi faktor pencipta ketidakpastian di pasar keuangan. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor keuangan masih terjaga.

Per 19 Oktober 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pelemahan sebesar 2,3% secara dibanding bulan sebelumnya (mtd) dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 5,3 triliun. Investor asing juga keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) dengan mencatatkan net sell Rp 800 miliar (mtd).

Yield SBN tenor jangka pendek, menengah, dan panjang tercatat kembali meningkat masing-masing sebesar 13 bps, 53 bps, dan 23 bps (mtd). Peningkatan yield ini terjadi sejalan dengan pelemahan di pasar keuangan negara berkembang lainnya.

Meski begitu, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Oktober September 2018 secara umum masih bergerak positif. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan masing-masing tumbuh 12,69% (yoy) dan 6,06% (yoy).

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,60% yoy. Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi per September 2018 masing-masing Rp 141,14 triliun dan Rp 62,74 triliun.

Sementara di pasar modal, pada periode Januari sampai dengan 22 Oktober 2018, penghimpunan dana melalui penawaran umum saham, rights issue dan surat utang korporasi telah mencapai Rp 143 triliun. Total dana kelolaan investasi tercatat sebesar Rp 739,95 triliun, meningkat 7,89% dibandingkan akhir tahun 2017.

Profil risiko lembaga jasa keuangan juga masih terjaga pada level yang manageable. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,606%, sedangkan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan berada pada level 3,17%.

Permodalan lembaga jasa keuangan tercatat pada level yang cukup tinggi. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per September 2018 tercatat sebesar 23,33%, sedangkan Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 315% dan 430%.

"Dinamika di pasar keuangan diperkirakan masih akan berlanjut seiring masih tingginya downside risk di lingkup global, antara lain berlanjutnya trade war dan pengetatan likuiditas," ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam siaran pers, Kamis (25/10/2018).

"Ke depan, OJK akan terus memantau perkembangan tersebut, sehingga tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan."


(roy/dru) Next Article Live! OJK Paparkan Kondisi Terkini Sektor Jasa Keuangan RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular