
Likuiditas Ketat, Begini Kondisi Terkini Sektor Keuangan RI
Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 July 2019 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan, sektor perbankan, multifinance dan asuransi masih bisa bertumbuh baik pada semester I-2019.
Berdasarkan data OJK, hingga semester I-2019 dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tertinggi dalam 8 bulan terakhir. Kredit perbankan juga tumbuh 9,92% dengan ditopang oleh sektor listrik, air, gas, kontruksi dan tambang.
Untuk asuransi, jumlah premi asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing Rp 85,65 triliun dan Rp 50,93 triliun.
"Piutang pembiayaan tumbuh 4,29% yoy yang ditopang sektor pengolahan tambang dan rumah tangga," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam paparan kondisi terkini sektor keuangan Indonesia di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Dari sisi risiko, non performing loan (NPL) berada di level 2,5% atau terendah dalam 5 tahun terakhir. NPL Multifinance 2,82%.
Wimboh Santoso menambahkan intermediasi perbankan didukung likuiditas dan permodalan. Hal ini terlihat dari rasio alat likuid dibandingkan non-core deposito (AL/NCD) berada di level 90,09% dengan rasio kecukupan permodalan atau CAR 23,18%.
"Rasio solvabilitas asuransi jauh diambang batas ketentua dengan asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing 313,5% dan 662%," tambah Wimboh.
(roy/roy) Next Article Ekonomi RI Tumbuh 5,6%, Bagaimana Kredit Bank di 2020?
Berdasarkan data OJK, hingga semester I-2019 dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tertinggi dalam 8 bulan terakhir. Kredit perbankan juga tumbuh 9,92% dengan ditopang oleh sektor listrik, air, gas, kontruksi dan tambang.
Untuk asuransi, jumlah premi asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing Rp 85,65 triliun dan Rp 50,93 triliun.
Dari sisi risiko, non performing loan (NPL) berada di level 2,5% atau terendah dalam 5 tahun terakhir. NPL Multifinance 2,82%.
Wimboh Santoso menambahkan intermediasi perbankan didukung likuiditas dan permodalan. Hal ini terlihat dari rasio alat likuid dibandingkan non-core deposito (AL/NCD) berada di level 90,09% dengan rasio kecukupan permodalan atau CAR 23,18%.
"Rasio solvabilitas asuransi jauh diambang batas ketentua dengan asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing 313,5% dan 662%," tambah Wimboh.
(roy/roy) Next Article Ekonomi RI Tumbuh 5,6%, Bagaimana Kredit Bank di 2020?
Most Popular