
Jual Roti Sampai Filipina, ROTI Cetak Laba Rp 103 M
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
24 October 2018 09:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen Sari Roti yakni PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) mencatatkan pertumbuhan 5,65% laba bersih pada kuartal III tahun ini menjadi Rp 102,86 miliar dibandingkan kuartal III-2017 senilai Rp 97,35 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut, di dorong kenaikan pendapatan 8,79% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,98 triliun.
RHB Sekuritas melihat strategi penjualan perseroan dengan lebih selektif menempatkan produk-produknya di pasar modern (modern trade) menjadi faktor pendorong positifnya tingkat penjualan.
"Kami mempertahankan target price netral dan discounted cash flow (DCF) seharga Rp 1.000 atau meningkat 8% dari sebelumnya Rp 860/saham. Hal ini tercermin dari 26 - 25 kali untuk full year 2019-2020 price to earning P/E ratio," ujar Andrey Wijaya analis dari RHB Sekuritas.
Untuk ekspansi di pasar general trade (GT) perseroan pada Oktober ini meluncurkan produk baru yakni Boti yang menargetkan konsumen dengan penghasilan kecil dan menengah seharga Rp 2 ribu per produk.
Selain itu, di pasar Filipina, produk Sari Roti telah tersedia di 1.000 outlet dan 420 gerai hingga akhir Juni 2018.
"Kami menaikkan estimasi kami didorong oleh penjualan yang lebih selektif sehingga mengurangi biaya dari produk-produk yang telah rusak atau kadaluarsa," tambah Andrey.
Lebih lanjut, perseroan memiliki alasan dalam strategi penjualan tersebut, yakni agar penjualan di berbagai toko ritel lebih baik dan mengurangi penempatan produknya di pasar modern.
Meskipun mengurangi penempatan produknya di pasar modern, namun penjualan produk perseroan terus meningkat yakni 16,1% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 7,8 miliar/hari.
Sedangkan untuk pasar di Filipina, ROTI mencatat penjualan senilai Rp 27 miliar pada kuartal III tahun ini atau naik 18% dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Kami memproyeksikan laba bersih di tahun 2018 perseroan menjadi RP 162 miliar, lalu untuk 2019 senilai Rp 231 miliar dan tahun 2020 senilai Rp 244 miliar dengan strategi yang sama. Risiko utama masih kepada persaingan di pasar roti domestik," ujar Andrey.
(hps/hps) Next Article Wow! Q1-2019 Laba Sari Roti Naik Lebih Dua Kali Lipat
Kenaikan laba bersih tersebut, di dorong kenaikan pendapatan 8,79% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,98 triliun.
RHB Sekuritas melihat strategi penjualan perseroan dengan lebih selektif menempatkan produk-produknya di pasar modern (modern trade) menjadi faktor pendorong positifnya tingkat penjualan.
"Kami mempertahankan target price netral dan discounted cash flow (DCF) seharga Rp 1.000 atau meningkat 8% dari sebelumnya Rp 860/saham. Hal ini tercermin dari 26 - 25 kali untuk full year 2019-2020 price to earning P/E ratio," ujar Andrey Wijaya analis dari RHB Sekuritas.
Selain itu, di pasar Filipina, produk Sari Roti telah tersedia di 1.000 outlet dan 420 gerai hingga akhir Juni 2018.
"Kami menaikkan estimasi kami didorong oleh penjualan yang lebih selektif sehingga mengurangi biaya dari produk-produk yang telah rusak atau kadaluarsa," tambah Andrey.
Lebih lanjut, perseroan memiliki alasan dalam strategi penjualan tersebut, yakni agar penjualan di berbagai toko ritel lebih baik dan mengurangi penempatan produknya di pasar modern.
Meskipun mengurangi penempatan produknya di pasar modern, namun penjualan produk perseroan terus meningkat yakni 16,1% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 7,8 miliar/hari.
Sedangkan untuk pasar di Filipina, ROTI mencatat penjualan senilai Rp 27 miliar pada kuartal III tahun ini atau naik 18% dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Kami memproyeksikan laba bersih di tahun 2018 perseroan menjadi RP 162 miliar, lalu untuk 2019 senilai Rp 231 miliar dan tahun 2020 senilai Rp 244 miliar dengan strategi yang sama. Risiko utama masih kepada persaingan di pasar roti domestik," ujar Andrey.
(hps/hps) Next Article Wow! Q1-2019 Laba Sari Roti Naik Lebih Dua Kali Lipat
Most Popular