
Sudah Naik 12% Lebih, Emang Fundamental Saham ROTI Menarik?

- Kinerja harga saham ROTI atraktif sejalan dengan fundamental bisnis.
- ROTI terus menjaga pertumbuhan double digit profitabilitasnya.
- Secara Price Earning Growth, ROTI masih dihargai wajar dan cenderung murah oleh pasar
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham produsen roti terbesar di Indonesia, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) tercatat memiliki pertumbuhan yang terjaga sejalan dengan kokohnya fundamental bisnis perseroan.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk merupakan produsen roti massal pertama dan terbesar di Indonesia. Perseroan memproduksi beragam produk dengan merek "Sari Roti" dan "Sari Kue".
Saat ini Perseroan mengoperasikan 14 pabrik yang berlokasi strategis dengan sebaran distribusi lebih dari 70.000 titik penjualan pada kanal modern maupun kanal tradisional di seluruh Indonesia.
Melansir data RTI Business per Selasa (7/3/2023), terakhir harga saham ROTI berada di level Rp 1.480 per lembar. Dan sepanjang tahun ini saham ROTI telah naik lebih dari 12%.
Dalam mengelola bisnisnya, sejauh ini perseroan berhasil menjaga pertumbuhan bisnis nya. Yang mana pendapatan perseroan berhasil tumbuh 19,70% secara tahunan, menjadi Rp 3,93 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,28 triliun.
Secara penjualan segmen produk, penjualan roti tawar merupakan yang terbesar kontribusinya terhadap pendapatan perseroan yakni lebih Rp 2,65 triliun atau sekitar 60% dari total pendapatan. Disusul oleh segmen roti manis dan kue yang menyumbangkan pendapatan 33% dan 7% terhadap total hasil penjualan perseroan.
Tren penurunan harga gandum global ikut menjadi katalis positif bagi ROTI. Yang tercermin pada laju pertumbuhan laba bersih sebesar 52,40% pada tahun 2022. Didorong beban bahan baku yang menurun serta diikuti margin yang optimal.
Sekilas jika memperhatikan rasio profitabilitas perseroan, kinerja ROTI berada di atas rata-rata perusahaan yang sama di industri konsumer.
Metrics | ROTI | GOOD | ICBP | KEJU |
Market Cap (Tn) | 9.09 | 17.64 | 6.64 | 1.94 |
ROE (%) | 16.12 | 14.93 | 7.12 | 16.68 |
NPM (%) | 10.98 | 4.05 | 6.73 | 11.24 |
DER (Kali) | 0.54 | 1.40 | 0.88 | 0.22 |
Net Profit Margin (NPM) ROTI yang meningkat 712 basis poin menjadi 10,98% secara tahunan. Perseroan masih cukup unggul dibanding emiten lain se industri. Sebut saja, kemampuan mengoptimalkan marjin sekaliber ICBP dan GOOD masih berada di bawah ROTI. Di sisi produsen KEJU berhasil menjadi memiliki NPM terbesar 11,24% yang tidak terlalu jauh dari NPM ROTI.
Marjin laba ROTI yang terpantau menguat dan lebih unggul dari rata-rata emiten sesama sektor nya menunjukkan bahwa ROTI mampu memanfaatkan tren melandainya harga gandum sebagai bahan pokok utama serta kemampuan manajemen dalam mengelola beban operasinya dengan efisien.
Fundamental ROTI juga mengisyaratkan bahwa perseroan telah berhasil mengelola modal usaha dengan baik dibandingkan emiten lainnya. Imbal hasil ROTI terhadap modal (ROE) berhasil melaju dengan pertumbuhan double digit.
Di sisi lain, perseroan tidak terlalu banyak mengandalkan hutang dalam mengoperasikan bisnisnya. Sehingga ROTI memiliki kapasitas likuiditas yang cukup mumpuni.
Valuasi
Metrics | ROTI | GOOD | ICBP | KEJU |
PER | 21.04 | 41.48 | 26.63 | 16.55 |
PEG | 0.87 | 18.52 | 5.73 | 1.41 |
Saat ini saham ROTI diperdagangkan dengan PER 21,04 kali. Dibandingkan PER IHSG yang berada di kisaran 10 hingga 14 kali, angka tersebut memang cukup besar.
Namun bagi emiten yang berada di sektor konsumer non siklikal, hal berikut cukup wajar. Hal ini berarti bahwa pelaku pasar secara praktis menghargai emiten konsumer dengan harga yang cukup tinggi.
Sejauh ini PER ROTI masih berada di bawah emiten konsumer seperti GOOD dan ICBP yang masing-masing memiliki PER jumbo sebesar 41,48 kali dan 26,63 kali. dari sudut pandang ini, sebenarnya ROTI masih cukup murah.
Lebih lanjut, jika investor ingin lebih rasional lagi dalam menentukan murah mahal nya sebuah saham menggunakan PER, investor dapat memakai rumus perhitungan PER terhadap pertumbuhan laba per saham perusahaan setidaknya selama lima tahun terakhir. Ini juga yang disebut sebagai PEG atau Price Earning To Growth yang dipopulerkan Peter Lycnh, Fund Manager terhebat milik Fidelity Magellan di AS.
Sederhananya, jika PEG berada di bawah angka satu kali mengindikasikan bahwa perusahaan cukup murah, sedangkan jika PEG sama dengan satu kali menunjukkan bahwa harga saham wajar, kemudian jika PEG di atas satu kali berarti mahal. Perhitungan rasio ini juga mempertimbangkan tingkat pertumbuhan EPS dan imbal hasil dividen emiten.
Sekilas jika kita perhatikan PEG ROTI yang berada di bawah satu kali menunjukkan bahwa dengan PER 20 kali, ROTI masih cukup murah didorong kemampuan pertumbuhan perseroan lima tahun terakhir ini.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terafiliasi Anthoni Salim, Laba ROTI Lompat 25% Jadi Rp 263 M