
Begini Cerita Seputar Rumor Akuisisi ISAT & FREN
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
22 October 2018 10:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Rumor yang menyebutkan akuisisi PT Indosat Tbk (ISAT) terhadap PT Smarfren Telecom Tbk (FREN) atau sebaliknya kembali mencuat. Sejumlah pemberitaan mengenai hal tersebut kembali mencuat dan investor tampaknya merespons kemungkinan akuisisi yang berpotensi terjadi antarkedua entitas.
Rumor terkait rencana akusisi antara Indosat dan Smartfren tersebut sudah lama berhembus. Tercatat sudah beredar sejak Mei tahun ini.
Saat ditanya terkait akuisisi itu Direktur Utama ISAT Chris Kanter mengaku sudah mendengar wacana itu tapi tak pernah terlibat dalam pembahasan. "Selama 8 tahun menjadi komisaris di Indosat tidak pernah rencana merger atau akusisi dengan Smartfren. Mungkin direksi yang lama pernah membahas hal tersebut," jelas Chris.
Chris menyampaikan saat ini dirinya akan fokus membenahi kualitas jaringan dan layanan telekomunikasi ISAT dengan membangun 4.000 menara baru. Untuk itu, Indosat dalam dua tahun ke depan butuh belanja modal sekitar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memperkirakan ISAT di bawah kepemimpinan Chris Kanter sedang menyiapkan sebuah gebrakan yang besar.
Ia juga mendorong apabila perseroan ingin melakukan konsolidasi atau merger dengan perusahaan telekomunikasi untuk mengembangkan bisnisnya.
"Kalau dari pemerintah kan memang sudah kami dorong terus terjadi konsolidasi, agar industri efisien. Tapi itu kan tidak bisa kami memaksakan, jadi itu semua tergantung kepada operator selulernya," ujar Rudi di Tzu Chi Center, Minggu (21/10/18).
"Kalau dari pemerintah kan memang sudah kami dorong terus terjadi konsolidasi, agar industri efisien. Tapi itu kan apabila ke depannya Indosat benar-benar merealisasikan hal tersebut. Tentunya dukungan harus diberikan terutama dari sisi shareholder utamanya, yakni Ooredoo Asia Pte. Ltd," katanya.
"Didukung bukan hanya memberi dukungan ya, tetapi seperti investasi yang banyak agar terus berkembang," tambah Rudiantara.
Sementara itu, FREN baru saja melakukan penambahan modal dengan dan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD dan PMTHMETD). Pemegang saham memutuskan hal tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung akhir September silam.
Untuk tahun ini perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 100/saham melalui rights issue dengan target dana minimal Rp 6,8 triliun.
"Jadi ini opsi yang tepat untuk perseroan, misalnya kalau melalui pinjaman juga kan leverage perusahaan akan semakin tinggi dengan beban bunga dan lainnya. Sehingga ini opsi yang terkuat bagi kami untuk memperkuat struktur permodalan," ujar Direktur Utama Merza Fachyz.
Di kalangan pelaku pasar juga beredar kuat rencana Grup Sinarmas memperkuat FREN sebagai perusahaan telekomunikasi. Langkah tersebut mulai dilakukan dengan perlahan melepas saham-saham milik Grup Sinarmas lainnya.
Saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) merupakan salah satu saham Grup Sinarmas yang dilepas, setelah harganya melesat lebih dari 300% secara year to date, pelan-pelan mulai dilepas. Inilah yang menyebabkan harga saham INKP dalam tiga bulan terakhir terkoreksi 32,41%.
Hal yang sama juga terjadi pada saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang harga sahamnya juga sempat melesat lebih dari 300%. Namun dalam tiga bulan terakhir harga saham TKIM terkoreksi 18,53%.
Ada dugaan, dana hasil pelepasan dari kedua perusahaan tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan FREN, sehingga memiliki ekuitas yang cukup untuk melakukan akusisi.
Harga saham ISAT pada perdagangan pagi ini naik 9,7% ke level Rp 2.940/saham. Lalu saham FREN naik 10,10% ke level Rp 109/saham.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/miq) Next Article Ditanya Konsolidasi Smartfren, Ini Jawaban Chris Kanter
Rumor terkait rencana akusisi antara Indosat dan Smartfren tersebut sudah lama berhembus. Tercatat sudah beredar sejak Mei tahun ini.
Saat ditanya terkait akuisisi itu Direktur Utama ISAT Chris Kanter mengaku sudah mendengar wacana itu tapi tak pernah terlibat dalam pembahasan. "Selama 8 tahun menjadi komisaris di Indosat tidak pernah rencana merger atau akusisi dengan Smartfren. Mungkin direksi yang lama pernah membahas hal tersebut," jelas Chris.
Chris menyampaikan saat ini dirinya akan fokus membenahi kualitas jaringan dan layanan telekomunikasi ISAT dengan membangun 4.000 menara baru. Untuk itu, Indosat dalam dua tahun ke depan butuh belanja modal sekitar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun.
Ia juga mendorong apabila perseroan ingin melakukan konsolidasi atau merger dengan perusahaan telekomunikasi untuk mengembangkan bisnisnya.
"Kalau dari pemerintah kan memang sudah kami dorong terus terjadi konsolidasi, agar industri efisien. Tapi itu kan tidak bisa kami memaksakan, jadi itu semua tergantung kepada operator selulernya," ujar Rudi di Tzu Chi Center, Minggu (21/10/18).
"Kalau dari pemerintah kan memang sudah kami dorong terus terjadi konsolidasi, agar industri efisien. Tapi itu kan apabila ke depannya Indosat benar-benar merealisasikan hal tersebut. Tentunya dukungan harus diberikan terutama dari sisi shareholder utamanya, yakni Ooredoo Asia Pte. Ltd," katanya.
"Didukung bukan hanya memberi dukungan ya, tetapi seperti investasi yang banyak agar terus berkembang," tambah Rudiantara.
Sementara itu, FREN baru saja melakukan penambahan modal dengan dan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD dan PMTHMETD). Pemegang saham memutuskan hal tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung akhir September silam.
Untuk tahun ini perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 100/saham melalui rights issue dengan target dana minimal Rp 6,8 triliun.
"Jadi ini opsi yang tepat untuk perseroan, misalnya kalau melalui pinjaman juga kan leverage perusahaan akan semakin tinggi dengan beban bunga dan lainnya. Sehingga ini opsi yang terkuat bagi kami untuk memperkuat struktur permodalan," ujar Direktur Utama Merza Fachyz.
Di kalangan pelaku pasar juga beredar kuat rencana Grup Sinarmas memperkuat FREN sebagai perusahaan telekomunikasi. Langkah tersebut mulai dilakukan dengan perlahan melepas saham-saham milik Grup Sinarmas lainnya.
Saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) merupakan salah satu saham Grup Sinarmas yang dilepas, setelah harganya melesat lebih dari 300% secara year to date, pelan-pelan mulai dilepas. Inilah yang menyebabkan harga saham INKP dalam tiga bulan terakhir terkoreksi 32,41%.
Hal yang sama juga terjadi pada saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang harga sahamnya juga sempat melesat lebih dari 300%. Namun dalam tiga bulan terakhir harga saham TKIM terkoreksi 18,53%.
Ada dugaan, dana hasil pelepasan dari kedua perusahaan tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan FREN, sehingga memiliki ekuitas yang cukup untuk melakukan akusisi.
Harga saham ISAT pada perdagangan pagi ini naik 9,7% ke level Rp 2.940/saham. Lalu saham FREN naik 10,10% ke level Rp 109/saham.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/miq) Next Article Ditanya Konsolidasi Smartfren, Ini Jawaban Chris Kanter
Most Popular