4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Jokowi-JK Keteteran Jaga Pertumbuhan Ekonomi 5%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 October 2018 09:43
Masih bergantung pada ekspor komoditas
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Komponen berikutnya adalah ekspor. Pertumbuhan ekspor pada masa pemerintahan Jokowi-JK sebenarnya cukup mengesankan meski kemudian melambat pada akhir 2017 sampai sekarang.
 
 

Meski ekspor tumbuh, tetapi penyebabnya lebih karena kenaikan harga komoditas. Harga minyak sawit mentah (CPO) meroket sejak kuartal I-2015 hingga kuartal IV-2016. Setelah itu harga CPO berangsur turun dan ikut menyeret performa ekspor Indonesia.
 
 
 
Kinerja ekspor boleh saja lumayan bagus, tetapi ada pekerjaan rumah yang sejak lama belum tuntas. Indonesia masih menggantungkan diri kepada ekspor komoditas, bukan produk manufaktur. Indonesia hanya memiliki keunggulan komparatif, bukan kompetitif.
 
Ini yang membuat pelemahan rupiah belum mampu diterjemahkan menjadi peningkatan kinerja ekspor. Ketergantungan kepada komoditas membuat ekspor Indonesia lebih dipengaruhi oleh harga komoditas internasional dan permintaan dari negara mitra dagang.

Kunci jawaban pekerjaan rumah ini adalah industrialisasi. Ketika industri manufaktur terbangun, maka komoditas tidak perlu diekspor mentah-mentah tetapi diolah sehingga menghasilkan nilai tambah.
 
Membangun industri memang butuh proses, dan prasyaratnya adalah pembangunan infrastruktur. Bagaimana investor mau membangun pabrik kalau jalan hanya berupa tanah, listrik byar-pet, pelabuhan jauh, dan sebagainya?
 
Namun dengan rupiah yang melemah, sepertinya pembangunan infrastruktur juga sedikit banyak terhambat. Barang modal dan bahan baku untuk pembangunan industri juga semakin mahal saat rupiah melemah, sehingga menghambat investasi dan ekspansi pemodal swasta.
 

NEXT


(roy)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular