4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Jokowi-JK Keteteran Jaga Pertumbuhan Ekonomi 5%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 October 2018 09:43
Pembangunan infrastruktur
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Pemerintahan Jokowi-JK telah berupaya mengembangkan kawasan luar Jawa dengan pembangunan berbagai infrastruktur. Hingga tahun ini, sudah terbangun infrastruktur jalan sepanjang 3.432 km, jalan tol 947 km, jembatan 39,8 km, dan 134 unit jembatan gantung.
 
Kemudian untuk kereta api, jalur yang sudah terbangun (plus reaktivasi) adalah 754,59 km spoor. Lalu ada pembangunan 10 bandara baru plus revitalisasi dan pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana, terisolasi, dan wilayah perbatasan. Lalu ada pula 19 pelabuhan baru.
 
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan mampu meningkatkan gairah ekonomi di daerah-daerah luar Jawa. Ketika roda ekonomi berputar, maka konsumsi pun meningkat.
 
Namun pembangunan infrastruktur dan dampaknya tidak bisa terasa dalam jangka pendek. Perlu waktu, sehingga peningkatan konsumsi pun sepertinya juga baru bisa terlihat dalam jangka menengah-panjang. 
 
Lalu kedua adalah dari sisi investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB). Nah, mungkin ini yang bisa menjadi mesin baru bagi pertumbuhan ekonomi domestik. Laju investasi dalam tren yang meningkat sampai kemudian melambat pada kuartal II-2018.
 
 
 
Pertumbuhan investasi yang impresif dipengaruhi oleh ambisi Jokowi-JK di bidang infrastruktur. Belanja modal pemerintah sendiri tercatat dalam PMTB, sehingga pembangunan infrastruktur yang masif otomatis menumbuhkan kelompok pengeluaran ini.
 
Dengan ketersediaan infrastruktur yang membaik, pemodal swasta pun menjadi berani untuk menanamkan modal di Indonesia. Akibatnya, PMTB mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi kedua setelah konsumsi rumah tangga.
 
Namun semua berbalik tahun ini. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cukup dalam membuat pemerintah menunda sebagian impor bahan baku dan barang modal untuk proyek-proyek non-prioritas. Ambisi infrastruktur Jokowi-JK harus mengalah, terbentur karena prioritas bergeser menjadi menyelamatkan rupiah.
 
Apabila rupiah terus melemah (sepertinya begitu), maka bukan tidak mungkin penundaan importasi untuk keperluan infrastruktur akan berlanjut. Pertumbuhan investasi akan terancam melambat, dan ikut memberatkan laju pertumbuhan ekonomi.
 

NEXT




(roy)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular