
Sewa Tower Meningkat, Laba BALI Naik Hampir Dua Kali Lipat
Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 October 2018 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) mengalami pertumbuhan laba bersih hampir dua kali lipat pada akhir kuartal ketiga tahun ini. Laba bersih perusahaan naik menjadi Rp 43,81 miliar di akhir September 2018 dibanding Rp 24,62 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan laba bersih ini didorong oleh pendapatan usaha perusahaan yang naik 39,97% menjadi Rp 328,47 miliar di akhir bulan lalu. Tumbuh dari Rp 231,80 miliar di akhir September 2017.
Pertumbuha pendapatan ini didorong oleh meningkatnya jumlah sewa tower telekomunikasi oleh tenant-tenant yang sudah menjadi pelanggan perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Smarfren Telecom Tbk (FREN) PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) dan PT Jelajah Data Semesta menjadi kontributor utama pendongkrak penjualan dengan pertumbuhan di atas 10%.
Dengan adanya peningkatan kinerja ini, laba per saham perusahaan juga naik dari sebelumnya Rp 6,77 per saham menjadi Rp 12,05 per saham.
Meski demikian, kondisi kas perusahaan tak bergerak searah dengan kinerja keuangan kuartalannya. Kas dan setara kas perusahaan justru turun menjadi Rp 14,05 miliar dibanding dengan posisi di akhir tahun lalu yang sebesar Rp 39,46 miliar.
Lalu, aset total perusahaan sedikit naik menjadi Rp 2,94 triliun dari akhir Desember 2017 yang sebesar Rp 2,42 triliun. Didorong oleh jumlah aset tak lancar yang sebesar Rp 2,65 triliun dan aset lancar senilai Rp 287,94 triliun.
Kemudian, liabilitas perusahaan naik dari Rp 1,28 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp 1,56 triliun secara year to date. Liabilitas jangka pendek bernilai sebesar Rp 486,39 miliar dan jangka panjang bernilai sebesar Rp 1,07 triliun.
Sementara ekuitas perusahaan mengalami peningkatan tipis menjadi Rp 1,38 triliun dari posisi tutup tahun 2017 yang senilai Rp 1,13 triliun.
(roy) Next Article Tahun Politik, Arwana Citramulia Targetkan Laba Rp 200 M
Peningkatan laba bersih ini didorong oleh pendapatan usaha perusahaan yang naik 39,97% menjadi Rp 328,47 miliar di akhir bulan lalu. Tumbuh dari Rp 231,80 miliar di akhir September 2017.
Meski demikian, kondisi kas perusahaan tak bergerak searah dengan kinerja keuangan kuartalannya. Kas dan setara kas perusahaan justru turun menjadi Rp 14,05 miliar dibanding dengan posisi di akhir tahun lalu yang sebesar Rp 39,46 miliar.
Lalu, aset total perusahaan sedikit naik menjadi Rp 2,94 triliun dari akhir Desember 2017 yang sebesar Rp 2,42 triliun. Didorong oleh jumlah aset tak lancar yang sebesar Rp 2,65 triliun dan aset lancar senilai Rp 287,94 triliun.
Kemudian, liabilitas perusahaan naik dari Rp 1,28 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp 1,56 triliun secara year to date. Liabilitas jangka pendek bernilai sebesar Rp 486,39 miliar dan jangka panjang bernilai sebesar Rp 1,07 triliun.
Sementara ekuitas perusahaan mengalami peningkatan tipis menjadi Rp 1,38 triliun dari posisi tutup tahun 2017 yang senilai Rp 1,13 triliun.
(roy) Next Article Tahun Politik, Arwana Citramulia Targetkan Laba Rp 200 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular