Bursa Asia Berguguran, Harga Minyak Kena Efek Kasus Khashoggi

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
15 October 2018 12:52
Kinerja bursa saham di Asia dan harga minyak dunia terpengaruh sejumlah sentimen pada perdagangan hari ini.
Foto: Seorang aktivis hak asasi manusia memegang foto wartawan Saudi Jamal Khashoggi saat protes di luar Konsulat Saudi di Istanbul, Turki 9 Oktober 2018. REUTERS/Osman Orsal
TOKYO, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham di Asia dan harga minyak dunia terpengaruh sejumlah sentimen pada perdagangan hari ini.

Bursa saham Asia menurun lantaran kekhawatiran atas sengketa perdagangan Jepang-Amerika Serikat (AS). Faktor lain adalah kemungkinan perlambatan ekonomi China dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi.

Indeks MSCI turun 0,8% pada awal perdagangan. Sementara saham Shanghai turun 0,4%. Indeks Nikkei turun 1,4%, ditandai dengan kejatuhan saham produsen mobil ke titik terendah dalam 13 bulan. Ini setelah AS mengatakan sedang meninjau manipulasi mata uang dalam transaksi perdagangan yang dilakukan Jepang.

Meskipun penjualan tampak mereda pada Jumat (12/10/2018), banyak investor tetap berhati-hati. Apalagi setelah data perdagangan China menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada September.

Norihiro Fujito, analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, mengatakan perang dagang mulai berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di China. Data yang dirilis menunjukkan penjualan mobil China membukukan penurunan terbesar dalam tujuh tahun.

Akhir pekan lalu, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang mengatakan masih melihat banyak ruang untuk penyesuaian suku bunga dan the reserve requirement ratio (RRR). Ini karena risiko penurunan dari ketegangan perdagangan dengan AS tetap signifikan. Demikian laporan Reuters hari ini.

Bursa Asia Berguguran, Harga Minyak Kena Efek Kasus KhashoggiFoto: Ilustrasi Bursa China (REUTERS/Jason Lee)


Harga minyak
Pergerakan harga minyak hari ini terpengaruh kasus kematian wartawan senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Khashoggi, kolumnis Washington Post, meninggal pada 2 Oktober 2018 setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan "hukuman berat" jika ternyata Khashoggi terbunuh. Banyak eksekutif perusahaan telah membatalkan rencana menghadiri konferensi investor Saudi akhir bulan ini.

Para investor menduga perkembangan terakhir dapat merusak kepemimpinan Putra Mahkota Muhammad bin Salman dan berisiko mendestabilisasi kerajaan kaya minyak itu.
Bursa saham Arab Saudi (TASI) jatuh sebanyak 7% pada Ahad dan ditutup pada level terendah sejak awal Januari. Saham di Dubai DFMGI, turun 1,5% ke posisi terendah sejak Januari 2006.

Harga minyak kembali naik setelah turun sejak awal bulan ini. Minyak mentah Brent berjangka LCOc1 naik 1,2% menjadi US$81,40 per barel.

"Harga minyak bisa naik menjadi US$100 karena kekhawatiran tentang Arab Saudi," kata Kazuhiko Fuji, analis Research Institute of Economy, Trade and Industry, sebuah think tank yang berafiliasi dengan Pemerintah Jepang.

"Orang-orang mengira Saudi akan menebus penurunan output Iran. Jika mereka mulai menggunakan minyak sebagai senjata mereka, ini akan menjadi babak baru," ujar Fuji.

Harga minyak yang lebih tinggi dapat meningkatkan inflasi di seluruh dunia dan memicu kenaikan biaya utang AS, yang juga dapat menyulitkan para peminjam lemah, terutama di pasar negara berkembang.

Mata uang
Terkait mata uang, Pound Inggris (GBP) dibuka merosot 0,3% menjadi US$1,3107. Ini setelah negosiator dari Uni Eropa dan Inggris gagal mencapai kesepakatan Brexit menjelang pertemuan mendatang.

Euro diperdagangkan pada US$1,1593. Penurunan ini setelah sekutu Kanselir Jerman Angela Merkel menderita hasil pemilihan terburuk sejak 1950 pada Ahad lalu.

Di sisi lain, dolar terlihat di bawah tekanan terhadap yen. Dolar merosot 0,1% menjadi 112,10 yen. Ini setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Washington ingin memasukkan ketentuan untuk mencegah manipulasi mata uang dalam transaksi perdagangan di masa depan, termasuk dengan Jepang.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan kalangan pembuat kebijakan Jepang. Sebab, di masa depan, AS memiliki hak label untuk memanipulasi mata uang di setiap intervensi pasar valuta asing oleh Tokyo untuk menjaga yen tetap naik.

Bursa Asia Berguguran, Harga Minyak Kena Efek Kasus KhashoggiFoto: REUTERS/Jason Lee

(miq/miq) Next Article Uji Daya Tahan Harga Minyak di USD 70/Barel, Ini Kata Ekonom

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular