Neraca Dagang Bisa Tekor (Lagi), Rupiah Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2018 09:24

Sedangkan di dalam negeri, investor mengantisipasi rilis data perdagangan internasional periode September 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekspor pada September sebesar 7,44% year-on-yar (YoY), impor tumbuh 25,85% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 600 juta.
Meski masih mencatatkan defisit, tetapi membaik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pada Juli, BPS mencatat defisit perdagangan mencapai US$ 2,03 miliar atau terdalam sejak Juli 2013. Catatan itu membaik pada bulan selanjutnya, meski masih defisit cukup dalam yaitu US$ 1,02 miliar.
Apabila realisasi defisit neraca perdagangan lebih lebar dibandingkan konsensus, maka pasar keuangan bisa mendapatkan tekanan. Memburuknya defisit neraca perdagangan akan memberikan sinyal bahwa defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal III-2018.
Padahal, transaksi berjalan adalah fundamental perekonomian dalam negeri yang menjadi pijakan rupiah untuk bisa menguat. Saat masa depan rupiah suram, maka investor akan menghindari mata uang ini karena tentu tidak mau memegang aset yang nilainya bakal turun pada masa mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Meski masih mencatatkan defisit, tetapi membaik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pada Juli, BPS mencatat defisit perdagangan mencapai US$ 2,03 miliar atau terdalam sejak Juli 2013. Catatan itu membaik pada bulan selanjutnya, meski masih defisit cukup dalam yaitu US$ 1,02 miliar.
Apabila realisasi defisit neraca perdagangan lebih lebar dibandingkan konsensus, maka pasar keuangan bisa mendapatkan tekanan. Memburuknya defisit neraca perdagangan akan memberikan sinyal bahwa defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal III-2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular