Neraca Dagang Bisa Tekor (Lagi), Rupiah Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2018 09:24
Investor Berburu Dolar AS
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Dado Ruvic)
Rupiah sepertinya dihajar dari luar dan dalam negeri. Dari luar, penguatan dolar AS masih terus berlanjut. 

Pada pukul 09:09 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,12%. Indeks ini terus menguat sejak akhir pekan lalu. 

Perburuan dolar AS kembali dimulai jelang lelang obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Pada tengah malam ini waktu Indonesia, pemerintahan Presiden Donald Trump akan melelang dua seri obligasi jangka pendek yaitu tenor 13 dan 26 pekan. Target indikatif untuk dua seri ini adalah US$ 84 miliar. 

Seperti biasa, investor memanfaatkan peluang jelang lelang dengan melakukan pelepasan obligasi agar harga turun dan imbal hasil (yield) naik. Dengan begitu, investor punya posisi tawar yang lebih tinggi di hadapan pemerintah.  

Kenaikan yield sudah mulai terjadi dan semakin terlihat jelas. Pada pukul 09:13 WIB, misalnya, yield untuk obligasi pemerintah AS tenor 26 pekan adalah 2,4444% atau naik 0,24 basis poin (bps) dibandingkan posisi akhir pekan lalu. 

Semakin dekat ke pelaksanaan lelang, yield akan semakin didorong ke atas agar investor bisa mendapatkan kupon yang menarik. Pada saat bersamaan, investor juga berburu dolar AS di pasar valas sebagai amunisi untuk masuk ke lelang.  

Tingginya permintaan terhadap dolar AS membuat nilai mata uang ini semakin mahal alias menguat. Rupiah dkk di Asia pun sulit menunjukkan taringnya. 

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular