Bank Sentral Emerging Markets Curhat Soal 'Tekanan' The Fed
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
10 October 2018 18:16

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Para pengambil kebijakan bank sentral berbagai negara saling tukar pikiran dan pengalaman mengenai langkah-langkah yang diambil demi menjaga stabilitas moneter di tengah tekanan eksternal yang semakin kuat.
Dalam Central Banking Forum yang diadakan Bank Indonesia (BI) dan The Fed New York di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018), bank sentral Filipina dan Meksiko, misalnya, mengatakan sedang mengalami tekanan yang besar sebagaimana yang sedang dialami Indonesia, kata Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi kepada wartawan Rabu sore.
Acara ini diadakan sebagai bagian dari IMF-World Bank Annual Meetings 2018.
"Langkah yang mereka ambil adalah mengupayakan agar nilai tukar bergerak sesuai fundamentalnya. Penting menjaga resiliensi ekonomi agar kurs tidak bergerak liar," kata Doddy.
"Satu lagi, memperkuat instrumen hedging, itu ditekankan sekali oleh para gubernur [bank sentral] tadi," tambahnya.
Ekonomi global sedang menghadapi ketidakpastian yang bersumber dari upaya normalisasi kebijakan moneter negara-negara berkembang, seperti Amerika Serikat (AS). Bank sentral ASĀ Federal Reserve telah delapan kali menaikkan suku bunga acuannya setelah upaya normalisasi dimulai Desember 2015.
BI mengapresiasi strategi The Fed yang melakukan normalisasi kebijakan secara bertahap. Proses tersebut juga dilakukan secara transparan, dengan komunikasi yang baik kepada pelaku ekonomi, termasuk bank sentral lainnya, kata Doddy.
"Sehingga, walaupun dampaknya besar, unsur ketidakpastian dari normalisasi kebijakan di AS berkurang," ujarnya.
Presiden Federal Reserve New York John Williams memberi sinyal The Fed akan terus menaikkan suku bunganya sejalan dengan perkembangan ekonomi domestik di Negeri Paman Sam itu.
Dalam pidato yang ia bacakan dalam acara Central Banking Forum, Williams mengatakan ekonomi AS sedang dalam kondisi yang "amat sangat sehat".
"Ke depan, saya terus berharap kenaikan [suku bunga] lebih lanjut secara bertahap adalah cara terbaik utnuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mencapai tujuan mandat ganda kami," tegasnya.
(roy) Next Article Suku Bunga The Fed Diramal Naik Tahun Depan, BI Gimana?
Dalam Central Banking Forum yang diadakan Bank Indonesia (BI) dan The Fed New York di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018), bank sentral Filipina dan Meksiko, misalnya, mengatakan sedang mengalami tekanan yang besar sebagaimana yang sedang dialami Indonesia, kata Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi kepada wartawan Rabu sore.
Acara ini diadakan sebagai bagian dari IMF-World Bank Annual Meetings 2018.
"Satu lagi, memperkuat instrumen hedging, itu ditekankan sekali oleh para gubernur [bank sentral] tadi," tambahnya.
Ekonomi global sedang menghadapi ketidakpastian yang bersumber dari upaya normalisasi kebijakan moneter negara-negara berkembang, seperti Amerika Serikat (AS). Bank sentral ASĀ Federal Reserve telah delapan kali menaikkan suku bunga acuannya setelah upaya normalisasi dimulai Desember 2015.
![]() |
"Sehingga, walaupun dampaknya besar, unsur ketidakpastian dari normalisasi kebijakan di AS berkurang," ujarnya.
Presiden Federal Reserve New York John Williams memberi sinyal The Fed akan terus menaikkan suku bunganya sejalan dengan perkembangan ekonomi domestik di Negeri Paman Sam itu.
Dalam pidato yang ia bacakan dalam acara Central Banking Forum, Williams mengatakan ekonomi AS sedang dalam kondisi yang "amat sangat sehat".
"Ke depan, saya terus berharap kenaikan [suku bunga] lebih lanjut secara bertahap adalah cara terbaik utnuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mencapai tujuan mandat ganda kami," tegasnya.
(roy) Next Article Suku Bunga The Fed Diramal Naik Tahun Depan, BI Gimana?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular