"Minyak Iran tidak Dapat Digantikan oleh Arab Saudi"

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
09 October 2018 14:33
Zanganeh menuduh pesaing regional, yaitu Arab Saudi, tunduk pada tekanan AS.
Foto: Iran (REUTERS/Morteza Nikoubazl/)
DUBAI, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran mengkritik Pemerintah Arab Saudi perihal klaim jaminan pasokan minyak. Demikian disampaikan Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh seperti dilansir Reuters, Selasa (9/10/2018).

Sebelumnya, Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman mengatakan kerajaan telah memenuhi janji kepada Amerika Serikat (AS) untuk menebus pasokan minyak yang hilang lantaran sanksi Negeri Paman Sam kembali berlaku.

"Pernyataan Muhammad bin Salman dan bualan seperti itu hanya untuk memuaskan Presiden AS Donald Trump. Tidak ada orang lain yang akan mempercayainya. Minyak Iran tidak dapat digantikan oleh Arab Saudi atau negara lain," kata Zanganeh.

AS lantas mendorong negara-negara lain memotong impor minyak Iran ke titik nol dan akan menerapkan sanksi baru pada penjualan minyak Iran pada November.

Akan tetapi, Iran, produsen terbesar ketiga OPEC, telah berulang kali mengatakan ekspor minyak tidak dapat dikurangi ke level nol.

Semua karena permintaan yang tinggi di pasar dan Iran pun telah menyalahkan Trump atas kenaikan harga minyak yang disebabkan penjatuhan sanksi terhadap Tehran.

"Kenaikan harga di pasar adalah bukti terbaik untuk menyatakan bahwa pasar menghadapi kekurangan pasokan dan itu mengkhawatirkan," kata Zanganeh.

Zanganeh menuduh pesaing regional, yaitu Arab Saudi, tunduk pada tekanan AS. Ia mengatakan pernyataan Pangeran Muhammad bin Salman tidak memiliki "dampak nyata di pasar", tetapi merupakan bagian dari perang psikologis terhadap Iran.

"Setiap negara yang membuat klaim seperti itu hanya ingin menampilkan dukungannya untuk sanksi AS terhadap Iran," ujar Zanganeh.

"Apa yang telah dipasok Saudi ke pasar, tidak dari kapasitas cadangan Riyadh, tetapi dari penyadapan stok minyak," lanjutnya.

Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan pada Jumat lalu, pemerintah sedang mempertimbangkan keringanan atas sanksi minyak Iran. Harga minyak turun menjadi US$ 83 per barel pada Senin.
(miq/miq) Next Article Diancam AS, Jepang Akan Hentikan Impor Minyak dari Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular