
Berkat Asian Games, Penjualan Ritel Naik 6% di September 2018
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
08 October 2018 20:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel Indonesia mampu melesat kencang di bulan Agustus 2018. Kuatnya penjualan ritel ini disokong oleh sejumlah pelaksanaan kegiatan besar, seperti hari raya kemerdekaan dan Asian Games 2018.
Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tumbuh 6,1% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2018, mengutip laporan Bank Indonesia (BI). Capaian itu lebih cepat ketimbang bulan sebelumnya sebesar 2,9% YoY. Catatan bulan Agustus 2018 juga mampu jauh mengungguli pertumbuhan penjualan ritel di Agustus 2018 sebesar 2,2% YoY.
Tidak hanya itu, realisasi penjualan ritel Agustus 2018 juga mampu mengungguli perkiraan BI. Dalam laporan bulan lalu, bank sentral RI memperkirakan penjualan ritel menurun ke angka 2,8% YoY.
BACA: Disokong Gaji ke-13 PNS, Penjualan Ritel Tumbuh 2,9% di Juli
"Peningkatan penjualan eceran antara lain dipengaruhi oleh banyaknya program diskon dan pelaksanaan kegiatan besar pada bulan Agustus 2018, antara lain Asian Games dan Hari Kemerdekaan Indonesia," tulis BI dalam laporannya.
BI mencatat bahwa meningkatnya kinerja penjualan ritel pada Agustus bersumber antara lain dari komoditas sandang yang tercatat tumbuh 20,4% YoY, lebih tinggi dari kenaikan 13% YoY pada Juli 2018.
Selain itu, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya juga tumbuh sebesar 11,8% YoY pada Agustus, setelah meningkat "hanya" sebesar 5,3% YoY pada bulan sebelumnya.
Adapun kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor juga mampu tumbuh kuat sebesar 12,2% YoY di bulan Agustus, meski agak melambat dari kenaikan 15,4% YoY pada bulan sebelumnya.
Untuk penjualan ritel September 2018, BI memperkirakan akan ada penurunan ke angka 3,7% YoY. Menurun dari bulan Agustus 2018, tapi masih lebih baik dari capaian September 2017 yang tumbuh sebesar 1,9% YoY.
"Pertumbuhan penjualan eceran yang stabil pada Agustus didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok sandang dan kelompok komoditas bahan bakar kendaraan bermotor", tulis BI.
Pada September 2018, BI memperkirakan kelompok komoditas sandang tumbuh 28,1% YoY, meningkat dibandingkan 20,4% YoY pada Agustus 2018. Selanjutnya, penjualan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diestimasikan meningkat 19,5% YoY, juga lebih baik dari 12,2% YoY di Agustus 2018.
Di sisi lain, perlambatan di bulan September diperkirakan didorong oleh konstraksi penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 22% YoY, lebih parah daripada minus 13,2% YoY di Agustus. Tidak hanya itu, pertumbuhan penjualan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga akan melambat ke 6,5% YoY, dari bulan Agustus 8,1% YoY.
Responden yang disurvei BI menyampaikan bahwa prakiraan penurunan penjualan antara lain disebabkan oleh menurunnya permintaan akibat pelemahan nilai tukar rupiah, khususnya untuk kelompok komoditas Peralatan Informasi dan Komunikasi dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/dru) Next Article Duh, Pertumbuhan Penjualan Eceran Bulan April Melambat
Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tumbuh 6,1% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2018, mengutip laporan Bank Indonesia (BI). Capaian itu lebih cepat ketimbang bulan sebelumnya sebesar 2,9% YoY. Catatan bulan Agustus 2018 juga mampu jauh mengungguli pertumbuhan penjualan ritel di Agustus 2018 sebesar 2,2% YoY.
Tidak hanya itu, realisasi penjualan ritel Agustus 2018 juga mampu mengungguli perkiraan BI. Dalam laporan bulan lalu, bank sentral RI memperkirakan penjualan ritel menurun ke angka 2,8% YoY.
"Peningkatan penjualan eceran antara lain dipengaruhi oleh banyaknya program diskon dan pelaksanaan kegiatan besar pada bulan Agustus 2018, antara lain Asian Games dan Hari Kemerdekaan Indonesia," tulis BI dalam laporannya.
BI mencatat bahwa meningkatnya kinerja penjualan ritel pada Agustus bersumber antara lain dari komoditas sandang yang tercatat tumbuh 20,4% YoY, lebih tinggi dari kenaikan 13% YoY pada Juli 2018.
Selain itu, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya juga tumbuh sebesar 11,8% YoY pada Agustus, setelah meningkat "hanya" sebesar 5,3% YoY pada bulan sebelumnya.
Adapun kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor juga mampu tumbuh kuat sebesar 12,2% YoY di bulan Agustus, meski agak melambat dari kenaikan 15,4% YoY pada bulan sebelumnya.
Untuk penjualan ritel September 2018, BI memperkirakan akan ada penurunan ke angka 3,7% YoY. Menurun dari bulan Agustus 2018, tapi masih lebih baik dari capaian September 2017 yang tumbuh sebesar 1,9% YoY.
"Pertumbuhan penjualan eceran yang stabil pada Agustus didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok sandang dan kelompok komoditas bahan bakar kendaraan bermotor", tulis BI.
Pada September 2018, BI memperkirakan kelompok komoditas sandang tumbuh 28,1% YoY, meningkat dibandingkan 20,4% YoY pada Agustus 2018. Selanjutnya, penjualan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diestimasikan meningkat 19,5% YoY, juga lebih baik dari 12,2% YoY di Agustus 2018.
Di sisi lain, perlambatan di bulan September diperkirakan didorong oleh konstraksi penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 22% YoY, lebih parah daripada minus 13,2% YoY di Agustus. Tidak hanya itu, pertumbuhan penjualan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga akan melambat ke 6,5% YoY, dari bulan Agustus 8,1% YoY.
Responden yang disurvei BI menyampaikan bahwa prakiraan penurunan penjualan antara lain disebabkan oleh menurunnya permintaan akibat pelemahan nilai tukar rupiah, khususnya untuk kelompok komoditas Peralatan Informasi dan Komunikasi dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/dru) Next Article Duh, Pertumbuhan Penjualan Eceran Bulan April Melambat
Most Popular