
Saat 3 Raksasa Batu Bara RI Tukar Dolar Demi Rupiah
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
08 October 2018 16:11

Jakarta, CNBC Indonesia- Aksi para pengusaha dan perusahaan RI untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tak melemah terhadap dolar Amerika Serikat masih berlanjut. Kali ini giliran perusahaan batu bara yang berbondong-bondong menukar dan mengkonversikan dolar mereka ke rupiah.
Aksi Adaro dan Boy Thohir
Penggagas penukaran dolar pertama dimotori oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang berdasar catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah produsen dan eksportir kedua terbesar di negeri ini.
Bos PT Adaro Energy Tbk. Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir, membuat gebrakan dengan menukar transaksi perusahaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang selama ini menggunakan dolar AS ke rupiah.
Tak tanggung-tanggung, total transaksi yang dikonversi oleh kakak dari Erick Thohir ini diperkirakan mencapai US$ 1,7 miliar atau setara dengan Rp 25 triliun. Transaksi ini didapat dari kerja sama dengan mitra lokal seperti Pertamina, Pama, dan lainnya.
Dilanjutkan oleh BUMI
Setelah Adaro, menyusul PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang akan mengkonversi 80% pendapatan, yang mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 75 triliun, ke dalam rupiah.
Artinya, nilai pendapatan BUMI yang akan dikonversi dari dolar AS ke rupiah tersebut mencapai Rp 60 triliun.
Presiden Direktur & CEO BUMI Saptari Hoedaja mengatakan hal ini dilakukan untuk ikut mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"BUMI adalah perusahaan yang bertanggungjawab mendukung kebijakan pemerintah dan sepenuhnya mendukung prioritas nasional dalam melindungi rupiah dan negara," kata Saptari melalui siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.
Gerilya Cinta Rupiah PTBA
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penukaran dolar ke dalam rupiah. Malah, perusahaan langsung menukar keseluruhan dolar hasil ekspor yang diperoleh.
"Setiap transaksi dolar AS kami dari hasil ekspor, langsung kami konversi ke rupiah, dan semua diletakkan di bank pemerintah," ujar Arviyan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin (8/10/2018).
Namun, ketika ditanya lebih lanjut mengenai besarannya, Arviyan tidak merinci lebih detil. Kendati demikian, jika berpatokan pada kinerja perusahaan, sepanjang semester I 2018 ini, pendapatan PTBA mengalami kenaikan 17% dari pendapatan semester I 2017 menjadi Rp 10,53 triliun. Salah satu faktor pendukung peningkatan pendapatan PTBA adalah penjualan batubara ekspor dengan menjual batubara kalori tinggi.
(roy) Next Article Ikut ADRO dan BUMI, PTBA Tukar Seluruh Dolar Hasil Ekspor
Aksi Adaro dan Boy Thohir
![]() |
Penggagas penukaran dolar pertama dimotori oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang berdasar catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah produsen dan eksportir kedua terbesar di negeri ini.
Bos PT Adaro Energy Tbk. Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir, membuat gebrakan dengan menukar transaksi perusahaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang selama ini menggunakan dolar AS ke rupiah.
Dilanjutkan oleh BUMI
Setelah Adaro, menyusul PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang akan mengkonversi 80% pendapatan, yang mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 75 triliun, ke dalam rupiah.
![]() |
Artinya, nilai pendapatan BUMI yang akan dikonversi dari dolar AS ke rupiah tersebut mencapai Rp 60 triliun.
Presiden Direktur & CEO BUMI Saptari Hoedaja mengatakan hal ini dilakukan untuk ikut mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"BUMI adalah perusahaan yang bertanggungjawab mendukung kebijakan pemerintah dan sepenuhnya mendukung prioritas nasional dalam melindungi rupiah dan negara," kata Saptari melalui siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.
Gerilya Cinta Rupiah PTBA
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penukaran dolar ke dalam rupiah. Malah, perusahaan langsung menukar keseluruhan dolar hasil ekspor yang diperoleh.
"Setiap transaksi dolar AS kami dari hasil ekspor, langsung kami konversi ke rupiah, dan semua diletakkan di bank pemerintah," ujar Arviyan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin (8/10/2018).
Namun, ketika ditanya lebih lanjut mengenai besarannya, Arviyan tidak merinci lebih detil. Kendati demikian, jika berpatokan pada kinerja perusahaan, sepanjang semester I 2018 ini, pendapatan PTBA mengalami kenaikan 17% dari pendapatan semester I 2017 menjadi Rp 10,53 triliun. Salah satu faktor pendukung peningkatan pendapatan PTBA adalah penjualan batubara ekspor dengan menjual batubara kalori tinggi.
(roy) Next Article Ikut ADRO dan BUMI, PTBA Tukar Seluruh Dolar Hasil Ekspor
Most Popular