
Kenaikan Suku Bunga AS Jadi Mendung bagi Bursa Eropa
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 October 2018 06:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa-bursa saham Eropa ditutup turun tajam pada perdagangan hari Kamis (4/10/2018) akibat sentimen negatif kenaikan suku bunga obligasi Amerika Serikat (AS) yang sentuh rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Indeks FTSE 100 di London turun dalam 1,22% ke posisi 7.418,34, indeks DAX di Frankfurt melemah 0,35% menjadi 12.244,14, sementara indeks CAC 40 di Paris anjlok 1,47% ke level 5.410,85.
Indeks Eropa Stoxx 600 tergelincir 1,08% dengan mayoritas sektor berada di zona negatif. Peralatan rumah tangga menjadi sektor terburuk karena anjlok sekitar 3% setelah saham-saham Burberry, LVMH, dan Christian Dior ditutup turun lebih dari 4%, CNBC International melaporkan.
Pasar Eropa rontok akibat pelemahan yang terjadi di Wall Street. Saham-saham di Amerika Serikat (AS) dan Asia melemah hari Kamis setelah suku bunga Negeri Paman Sam menyentuh rekor tertinggi.
Yield obligasi negara AS bertenor 10 tahun menembus level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun terakhir. Kenaikan ini terjadi setelah rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan.
Selain itu, komentar Gubernur The Fed Jerome Powell juga ikut menghangatkan suasana. Ia mengatakan pada hari Rabu bank sentral AS masih jauh dari mencapai bunga acuan yang netral dan memberi sinyal ke pasar bahwa suku bunga masih akan naik.
The Fed telah menaikkan bunga acuannya 25 basis poin (bps) bulan lalu dan memberi sinyal akan ada satu kali lagi kenaikan di Desember ini, tiga kali tahun depan, dan satu kali lagi di 2020.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Indeks FTSE 100 di London turun dalam 1,22% ke posisi 7.418,34, indeks DAX di Frankfurt melemah 0,35% menjadi 12.244,14, sementara indeks CAC 40 di Paris anjlok 1,47% ke level 5.410,85.
Indeks Eropa Stoxx 600 tergelincir 1,08% dengan mayoritas sektor berada di zona negatif. Peralatan rumah tangga menjadi sektor terburuk karena anjlok sekitar 3% setelah saham-saham Burberry, LVMH, dan Christian Dior ditutup turun lebih dari 4%, CNBC International melaporkan.
Yield obligasi negara AS bertenor 10 tahun menembus level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun terakhir. Kenaikan ini terjadi setelah rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan.
Selain itu, komentar Gubernur The Fed Jerome Powell juga ikut menghangatkan suasana. Ia mengatakan pada hari Rabu bank sentral AS masih jauh dari mencapai bunga acuan yang netral dan memberi sinyal ke pasar bahwa suku bunga masih akan naik.
The Fed telah menaikkan bunga acuannya 25 basis poin (bps) bulan lalu dan memberi sinyal akan ada satu kali lagi kenaikan di Desember ini, tiga kali tahun depan, dan satu kali lagi di 2020.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Most Popular