
Yield Obligasi AS Melejit, Wall Street Rontok
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 October 2018 06:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham Wall Street berguguran pada penutupan perdagangan hari Kamis (4/10/2018) setelah suku bunga obligasi negara Amerika Serikat (AS) menyentuh rekor tertinggi dan menjadi sentimen negatif bagi investor.
Dow Jones Industrial Average anjlok 200,91 poin ke 26.627,48, S&P 500 turun 0,8% ke posisi 2.901,61, sementara Nasdaq Composite anjlok 1,8% menjadi 7.879,51.
Dow Jones bahkan sempat kehilangan 356 poin pada perdagangan hari Kamis dan mencatatkan penurunan terdalamnya sejak 10 Agustus. Hari Kamis juga menjadi hari terburuk S&P 500 sejak 25 Juni akibat sektor komunikasi dan teknologi yang tergelincir lebih dari 1,5%.
Nasdaq yang mencatatkan kinerja terburuknya sejak 25 Juni melemah tajam setelah Facebook, Netflix, dan Alphabet rontok lebih dari 2%.
Yield obligasi negara AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertingginya sejak 2011 dan menembus 3,2%, CNBC International melaporkan.
"Level bunganya tidak membuat kami khawatir. Namun, bergerak lebih dari 10 basis poin dalam dua hari adalah cerita lain. Kecepatan itu penting... Ketika Anda bergerak secepat ini dalam waktu singkat, wajar bila pasar rehat sejenak," kata Steve Chiavarone, manajer portofolio di Federated Investors.
Yield obligasi AS melonjak hari Rabu setelah data ekonomi terbaru menunjukkan pekerja swasta bertambah 230.000 di September, jauh melampaui 168.000 yang tercatat di Agustus. Selain itu, indeks non-manufaktur ISM menyentuh level tertingginya.
Komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell juga ikut mendorong kenaikan yield. Hari Rabu, ia mengatakan bank sentral AS masih jauh dari mencapai suku bunga acuan yang netral dan memberi sinyal ke pasar bahwa bunga acuan masih akan naik.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average anjlok 200,91 poin ke 26.627,48, S&P 500 turun 0,8% ke posisi 2.901,61, sementara Nasdaq Composite anjlok 1,8% menjadi 7.879,51.
Dow Jones bahkan sempat kehilangan 356 poin pada perdagangan hari Kamis dan mencatatkan penurunan terdalamnya sejak 10 Agustus. Hari Kamis juga menjadi hari terburuk S&P 500 sejak 25 Juni akibat sektor komunikasi dan teknologi yang tergelincir lebih dari 1,5%.
Yield obligasi negara AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertingginya sejak 2011 dan menembus 3,2%, CNBC International melaporkan.
"Level bunganya tidak membuat kami khawatir. Namun, bergerak lebih dari 10 basis poin dalam dua hari adalah cerita lain. Kecepatan itu penting... Ketika Anda bergerak secepat ini dalam waktu singkat, wajar bila pasar rehat sejenak," kata Steve Chiavarone, manajer portofolio di Federated Investors.
Yield obligasi AS melonjak hari Rabu setelah data ekonomi terbaru menunjukkan pekerja swasta bertambah 230.000 di September, jauh melampaui 168.000 yang tercatat di Agustus. Selain itu, indeks non-manufaktur ISM menyentuh level tertingginya.
Komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell juga ikut mendorong kenaikan yield. Hari Rabu, ia mengatakan bank sentral AS masih jauh dari mencapai suku bunga acuan yang netral dan memberi sinyal ke pasar bahwa bunga acuan masih akan naik.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular