Positifnya Data Ekonomi Jadi Bumerang, Wall Street Akan Turun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 October 2018 19:54
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 83 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 11 dan 51 poin.

Positifnya data ekonomi di Negeri Paman Sam justru menjadi bumerang bagi bursa sahamnya. Kemarin (3/10/2018), angka penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode September versi Automatic Data Processing (ADP) diumumkan sebesar 230.000, mengalahkan konsensus yang sebesar 185.000 saja. Kemudian, ISM Non-Manufacturing PMI periode September diumumkan di level 61,6, juga mengalahkan konsensus yang sebesar 58.

Positifnya data tersebut mengonfirmasi bahwa perekonomian AS sedang melaju kencang.

Di sisi lain, kencangnya laju ekonomi AS membuat pelaku pasar kian yakin bahwa the Federal Reserve selaku bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada bulan Desember.

Terlebih, Gubernur The Fed Jerome Powell kembali melontarkan pernyataan yang hawkish. Powell mengungkapkan bahwa the Fed tak lagi memerlukan kebijakan-kebijakan yang dulu digunakan untuk mengangkat perekonomian AS dari jurang krisis. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa tingkat suku bunga acuan secara bertahap akan dinaikkan menuju level netral.

"Suku bunga masih akomodatif, namun kami secara bertahap menuju tingkat yang netral," papar Powell kemarin, seperti dikutip dari CNBC International.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Oktober 2018, kemungkinan bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini melonjak menjadi 81,7%, dari yang sebelumnya 77,7% pada tanggal 3 Oktober.

Kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif dikhawatirkan bisa 'mematikan' laju perekonomian AS, terlebih kala perang dagang dengan China masih berkobar.

Beberapa menit yang lalu, angka klaim tunjangan pengangguran di AS untuk minggu yang berakhir pada 29 September diumumkan sebesar 207.000, lebh rendah dari ekspektasi yang sebesar 213.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Ditutup Memerah Lagi, Ada Kabar Buruk Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular