
Ekonomi RI Disebut Masih Baik, Hanya Alami Ilusi Krisis
Rehia Sebayang & Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 October 2018 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Head Economic & Research Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan kondisi perekonomian Indonesia masih terjaga dan belum berpotensi mengalami krisis. Saat ini Indonesia hanya mengalami ilusi krisis karena berada di tengah-tengah negara berkembang bermasalah.
Erico mengatakan Rasio coverage utang jangka pendek Indonesi relatif aman. Defisit transaksi berjalan Indonesia lebih baik dari Turki dan Argentina, cadangan devisa juga lebih baik.
"Kenapa Indonesia gampang kena? Pasar finansial kita kurang dalam, sedikit ditarik langsung terlihat guncangan," ujar Enrico dalam diskusi panel di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Enrico menambahkan dibanding krisis 1998, ada satu hal yang masih tetap signifikan, defisit transaksi berjalan.
Solusi selesaikan defisit transaksi berjalan
Untuk menyelesaikan defisit transaksi berjalan, Enrico memberikan solusi. Pemerintah harus melakukan pengetatan pada sektor yang mengalami defisit besar.
Saat ini defisit terbesar Indoensia di neraca jasa. Setiap pembayaran dividen terjadi gunggangan pada defisit transaksi berjalan.
"Harus tarik penanaman modal asing (FDI) dalam jangka panjang. harus reformasi struktural." tambah Enrico.
Menurut Enrico, neraca jasa banyak hubungannya dengan pariwisata dan pendidikan luar negeri. Hal ini harus dibenahi segera dibenahi.
Sektor remmitansi juga harus mendapat perhatian. Remitansi Thailand mencapai US$ 30 miliar sementara Indonesia hanya US$8,7 miliar padahal dari jumlah penduduk, Indonesia lebih besar.
"Harus ada peningkatkan human capital. Ekonomi digital dan Fintech akan berkontribusi mendekati US$50 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Kalau bisa replikasi yang dikerjakan China is not to bad in conclusion," terang Enrico.
(roy/roy) Next Article Astaga! Tambah Lagi Negara di Ambang Krisis: Chili
Erico mengatakan Rasio coverage utang jangka pendek Indonesi relatif aman. Defisit transaksi berjalan Indonesia lebih baik dari Turki dan Argentina, cadangan devisa juga lebih baik.
Solusi selesaikan defisit transaksi berjalan
Untuk menyelesaikan defisit transaksi berjalan, Enrico memberikan solusi. Pemerintah harus melakukan pengetatan pada sektor yang mengalami defisit besar.
Saat ini defisit terbesar Indoensia di neraca jasa. Setiap pembayaran dividen terjadi gunggangan pada defisit transaksi berjalan.
"Harus tarik penanaman modal asing (FDI) dalam jangka panjang. harus reformasi struktural." tambah Enrico.
Menurut Enrico, neraca jasa banyak hubungannya dengan pariwisata dan pendidikan luar negeri. Hal ini harus dibenahi segera dibenahi.
Sektor remmitansi juga harus mendapat perhatian. Remitansi Thailand mencapai US$ 30 miliar sementara Indonesia hanya US$8,7 miliar padahal dari jumlah penduduk, Indonesia lebih besar.
"Harus ada peningkatkan human capital. Ekonomi digital dan Fintech akan berkontribusi mendekati US$50 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Kalau bisa replikasi yang dikerjakan China is not to bad in conclusion," terang Enrico.
(roy/roy) Next Article Astaga! Tambah Lagi Negara di Ambang Krisis: Chili
Most Popular