
Analisis Teknikal
IHSG Masuk Zona Merah Ikuti Rupiah, Begini Proyeksi Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 October 2018 13:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di pasar spot hari ini Selasa (2/10/2018). Hingga pukul 11:00 WIB, US$1 sama dengan Rp 15.001. Rupiah melemah 0,64% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kekhawatiran seputar dampak kenaikan suku bunga The Federal Reserves pada Kamis (27/9/2018) yang diikuti oleh kenaikan BI 7 day Reverse Repo Rate (sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%) terlihat mulai mereda.
Kekhawatiran selanjutnya justru datang dari pergerakan harga minyak yang menguat selama 4 hari berturut-turut. Harga minyak mentah jenis brent yang menjadi acuan di Eropa kembali mencetak rekor tertingginya baru dalam 4 tahun terakhir, atau sejak November 2014.
Mengacu pada kontrak pengiriman Desember 2018, Brent mengalami kenaikan harga sebesar 0,06% ke level US$85,03/barel hingga pukul 10.00 WIB, pada perdagangan Selasa (2/10/2018).
Di waktu yang sama, harga minyak jenis light sweet kontrak November 2018 juga menguat 0,33% ke level US$75,55/barel. Akibat kenaikan komoditas minyak tersebut, kebutuhan akan dolar Amerika Serikat (AS) pun menjadi meningkat.
Tidak hanya harga minyak, batu bara pun meningkat. Hingga siang ini, harga batu bara diperdagangkan menguat 0,53% ke 114,93. Seiring dengan pelemahan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini ditutup melemah 0,3% ke level 5.925.
Indeks sektor keuangan menjadi pemberat utama IHSG sehingga indeks bursa saham acuan nasional tersebut melemah 0,54% dengan sumbangan penurunan 9%, disusul industri dasar yang juga melemah 1.24% dengan 6 poin.
Padahal pagi tadi, IHSG dibuka dengan kenaikan 3 poin (+0,04%), yang lajunya berkurang hingga kemudian surut ke level 5.920 (-0,4%) pada pukul 12:00 WIB, sebagai level terendah sekaligus penutupan sesi pertama siang ini.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, pada sesi II kami perkirakan IHSG bergerak melemah, meskipun ditutup dengan pola senja yang muram (evening star) yang memberikan sinyal penurunan lanjutan.
Kami juga memprediksi indeks akan bergerak hingga level 5.920 hingga 5.882, berdasarkan perhitungan deret angka fibonacci retracement sebagai alat bantu (tools) dalam memperkirakan pergerakan indeks.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Menguat Didorong Sektor Konsumer, Bagaimana IHSG Sesi II?
Kekhawatiran seputar dampak kenaikan suku bunga The Federal Reserves pada Kamis (27/9/2018) yang diikuti oleh kenaikan BI 7 day Reverse Repo Rate (sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%) terlihat mulai mereda.
Kekhawatiran selanjutnya justru datang dari pergerakan harga minyak yang menguat selama 4 hari berturut-turut. Harga minyak mentah jenis brent yang menjadi acuan di Eropa kembali mencetak rekor tertingginya baru dalam 4 tahun terakhir, atau sejak November 2014.
Di waktu yang sama, harga minyak jenis light sweet kontrak November 2018 juga menguat 0,33% ke level US$75,55/barel. Akibat kenaikan komoditas minyak tersebut, kebutuhan akan dolar Amerika Serikat (AS) pun menjadi meningkat.
Tidak hanya harga minyak, batu bara pun meningkat. Hingga siang ini, harga batu bara diperdagangkan menguat 0,53% ke 114,93. Seiring dengan pelemahan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini ditutup melemah 0,3% ke level 5.925.
Indeks sektor keuangan menjadi pemberat utama IHSG sehingga indeks bursa saham acuan nasional tersebut melemah 0,54% dengan sumbangan penurunan 9%, disusul industri dasar yang juga melemah 1.24% dengan 6 poin.
Padahal pagi tadi, IHSG dibuka dengan kenaikan 3 poin (+0,04%), yang lajunya berkurang hingga kemudian surut ke level 5.920 (-0,4%) pada pukul 12:00 WIB, sebagai level terendah sekaligus penutupan sesi pertama siang ini.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Kami juga memprediksi indeks akan bergerak hingga level 5.920 hingga 5.882, berdasarkan perhitungan deret angka fibonacci retracement sebagai alat bantu (tools) dalam memperkirakan pergerakan indeks.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Menguat Didorong Sektor Konsumer, Bagaimana IHSG Sesi II?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular