Analisis Teknikal
Neraca Dagang Defisit US$1,02 M, Begini Proyeksi IHSG Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 September 2018 12:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor dan posisi neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus 2018, yang berujung pada defisit neraca perdagangan sebesar US$1,02 miliar. Rupiah dan bursa saham pun kompak melemah.
Defisit tersebut terhitung lebih besar dari konsensus pasar. Polling CNBC Indonesia menyebutkan defisit neraca perdagangan bakal mencapai US$540 juta, demikian juga konsensus Reuters yang memperkirakan angka defisit bakal di level US$680 juta.
Seiring dengan pengumuman tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 107 poin (-1,81%) di level 5.823 pada perdagangan setengah hari pertama Senin. Pelemahan tersebut berpotensi berlanjut pada sesi II.
Pelemahan indeks bursa acuan nasional tersebut sudah terlihat ketika dibuka dengan penurunan 23 poin (-0,39%), kemudian pelemahannya bertambah hingga level terendahnya terjadi pukul 12:00 WIB.
Seiring dengan koreksi pada IHSG, Rupiah juga mengalami depresiasi. Hingga pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.880 di pasar spot, melemah 0,54% dibandingkan penutupannya kemarin.
Dari nilai perdagangannya, transaksi indeks hari ini mencapai Rp 2,6 triliun, dengan investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 62 miliar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, pada sesi II IHSG masih akan melemah mengingat terbentuknya pola awan hitam penutup (bearish engulfing) yang memberikan sinyal pelemahan lanjutan.
Indeks kembali dalam posisi tertekan dalam jangka pendek, karena bergerak dibawah garis rerata selama 5 hari (MA 5), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA).
Kami memprediksi bahwa indeks akan turun maksimal hingga 5.799 pada sesi II, berdasarkan perhitungan grafik (tools) fibonacci retracement.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article IHSG Diselimuti Awan Hitam, Sesi II Masih Cenderung Melemah
Defisit tersebut terhitung lebih besar dari konsensus pasar. Polling CNBC Indonesia menyebutkan defisit neraca perdagangan bakal mencapai US$540 juta, demikian juga konsensus Reuters yang memperkirakan angka defisit bakal di level US$680 juta.
Seiring dengan pengumuman tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 107 poin (-1,81%) di level 5.823 pada perdagangan setengah hari pertama Senin. Pelemahan tersebut berpotensi berlanjut pada sesi II.
Seiring dengan koreksi pada IHSG, Rupiah juga mengalami depresiasi. Hingga pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.880 di pasar spot, melemah 0,54% dibandingkan penutupannya kemarin.
Dari nilai perdagangannya, transaksi indeks hari ini mencapai Rp 2,6 triliun, dengan investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 62 miliar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Indeks kembali dalam posisi tertekan dalam jangka pendek, karena bergerak dibawah garis rerata selama 5 hari (MA 5), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA).
Kami memprediksi bahwa indeks akan turun maksimal hingga 5.799 pada sesi II, berdasarkan perhitungan grafik (tools) fibonacci retracement.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article IHSG Diselimuti Awan Hitam, Sesi II Masih Cenderung Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular